Media Asuransi – Pengeluaran di bulan puasa cenderung meningkat bila dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Kenaikan harga tidak dapat dihindari. Lantas, bagaimana cara yang bijak dalam mengelola keuangan di sepanjang bulan Ramadan dan juga cara mengelola uang THR?
Simak tips mengelola keuangan dari Legowo Kusumonegoro, Penasihat untuk Wealth and Asset Management Indonesia (WAM Indonesia) berikut ini:
Baca juga: Tips Mengelola Uang: Dapat Angpau Saat Imlek, Dipakai untuk Apa?
Kendalikan hawa nafsu
Tidak sedikit orang yang mengeluh bahwa pengeluarannya justru membengkak di sepanjang bulan Ramadan. Penting untuk mencari tahu penyebabnya, supaya kejadian serupa tidak terus terulang. Pada dasarnya ada dua faktor penyebab naiknya pengeluaran, yaitu naiknya harga di sepanjang Ramadan dan menjelang Lebaran, serta naiknya jumlah atau frekuensi belanja.
Kenaikan harga atau inflasi, misalnya harga berbagai komoditas pangan, merupakan faktor eksternal yang diluar kontrol kita. “Sementara kenaikan jumlah atau frekuensi belanja merupakan faktor internal yang seharusnya dapat kita kontrol. Namun, godaan atau lapar mata sering kali menjadi penyebab jebolnya anggaran,” kata Legowo.
Selain itu, terkadang kita ingin memberikan hadiah atas keberhasilan anak atas keberhasilannya menunaikan ibadah puasa. Alasan lainnya adalah karena ingin melanjutkan tradisi, seperti membeli baju dan sandal atau sepatu baru, mudik, bagi-bagi angpao atau bingkisan, bukber (sebelum pandemi), dan lain-lain.
“Jika seluruh keinginan ini tidak di-rem atau cenderung menuruti hawa nafsu tanpa adanya pengelolaan keuangan yang benar, sangat mungkin akan berujung pada lilitan utang. Padahal, esensi berpuasa adalah untuk mengendalikan hawa nafsu,” jelasnya.
Hindari utang
“Saya sangat tidak menyarankan berutang untuk memenuhi kebutuhan konsumtif, termasuk untuk keperluan Lebaran,” kata Legowo. Sejatinya manusia sangat pintar dalam menyesuaikan diri. Maka, lakukan konsumsi atau belanja sesuai dengan kemampuan. Manfaatkan dan syukuri rejeki, termasuk THR, dengan sebaik-baiknya. “Cukup tidak cukup ya harus dicukup-cukupi. Tahan hawa nafsu. Nikmatilah puasa dan Lebaran dengan penuh rasa syukur, kesederhanaan, dan kebersamaan,” tambahnya.
Baca juga: Tips Sebelum Liburan: Ini Bagian Mobil yang Harus Dicek sebelum Perjalanan Jauh
Manfaatkan THR dengan bijak
Skala prioritas pemanfaatan THR secara berurutan seharusnya seperti ini: membayar THR orang yang bekerja untuk kita (termasuk petugas keamanan lingkungan dan pengangkut sampah), membayar zakat dan sedekah, melunasi utang, mengisi simpanan dana darurat, diinvestasikan, dan sisanya baru boleh dibelanjakan.
Berbicara mengenai dana darurat, saldo dana darurat seharusnya dapat menutupi biaya hidup selama paling tidak enam bulan. “Namun, di saat pandemi, saya sarankan saldo dana darurat cukup untuk 12 bulan biaya hidup. Manfaatkan THR, bonus, dan penghasilan tambahan lainnya untuk mengisi simpanan dana darurat,” katanya.
Bagi yang memiliki anak usia sekolah, dana THR juga bisa dimanfaatkan untuk membayar biaya sekolah di tahun ajaran baru yang sebentar lagi datang. Sementara bagi yang ingin mudik, sebaiknya tunda dulu. “Sabar. Seperti esensi dalam berpuasa, yaitu mengendalikan hawa nafsu duniawi. Pikirkan tenaga medis yang juga manusia dan berharap pandemi ini segera berakhir. Pikirkan banyak orang yang kehilangan pekerjaan karena penghasilan akibat pandemi ini. Jangan egois, dan bantu untuk putus rantai penyebaran virus ini. Simpan saja dananya untuk mudik di tahun depan,” jelasnya.
Baca juga: Tips dari Sequis: Work Life Balance dengan Terapkan Gaya Hidup Lagom
Menurut Legowo, Anda dapat memanfaatkan reksa dana pasar uang sebagai sarana pengembangan dana untuk persiapan mudik di tahun depan maupun untuk menyimpan dana darurat. Reksa dana pasar uang memiliki potensi imbal hasil yang lebih tinggi daripada tabungan maupun deposito. Sebagai contoh, reksa dana Manulife Dana Kas Syariah (MDKS) memberikan imbal hasil sebesar 4,43 persen dalam periode setahun terakhir (per akhir Maret 2021), jauh melampaui tolok ukurnya yang sebesar 2,85 persen (rata-rata bagi hasil deposito syariah 1 bulan di bank lokal).
Dia tambahkan, jika Anda rasa tahun depan kondisinya masih belum kondusif, sehingga berpikir untuk menyiapkan rencana mudik dalam dua tahun lagi, dapat memanfaatkan reksa dana Manulife Syariah Sukuk Indonesia (MSSI). Dalam setahun terakhir (per akhir Maret 2021), imbal hasil MSSI sebesar 9,02 persen, jauh di atas tolak ukur yang sebesar 4,45 persen (rata-rata bagi hasil deposito syariah 1 bulan di bank lokal). Anda tinggal pilih yang paling pas untuk tujuan keuangan Anda.
Legowo Kusumonegoro mengingatkan bahwa Bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri adalah momen yang sangat spesial bagi umat Muslim. Namun sayangnya tidak semua dapatisa mensyukuri kebahagiaan di bulan suci ini. Bulan Ramadan merupakan bulan yang baik untuk mengasah empati atau simpati, membersihkan hati, dan momen yang mengingatkan kita untuk kembali menjadi pembawa kebaikan di muka bumi ini.
“Berbagi kebahagiaan bersama orang lain, salah satunya dengan cara menyisihkan sebagian rezeki kita untuk orang lain yang membutuhkan seperti kaum dhuafa dan anak yatim piatu, akan membuat hidup kita terasa lebih berarti dan membuat hati menjadi lebih bahagia. Perasaan ini terasa jauh lebih indah daripada menikmati seluruh rezeki untuk keperluan diri sendiri,” tutur Legowo. Edi
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News