PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) berhasil meningkatkan aset reksadana yang dikelola sebesar 62 persen dalam waktu satu tahun, dari semula Rp15,9 triliun di akhir tahun 2016 menjadi Rp25,7 triliun. Pertumbuhan dana yang ditempatkan dalam 24 produk reksadana tersebut, jauh melampaui angka pertumbuhan industri reksadana di Indonesia yang sebesar 35 di akhir tahun 2017 lalu.
“Sehingga, total dana kelolaan (AUM/asset under management) MAMI mencapai Rp65,7 triliun pada akhir tahun 2017, atau meningkat 28 persen dalam waktu setahun” kata Presiden Direktur MAMI Legowo Kusumonegoro, dalam jumpa pers di Jakarta, 27 Maret 2018. Dia tambahkan, dana tersebut milik lebih dari 197 ribu investor Indonesia. “Pertumbuhan ini tidak terlepas dari solusi inovatif yang kami tawarkan kepada para investor dan calon investor,” tambahnya.
Legowo menyatakan bahwa pihaknya memahami kekhawatiran masyarakat investor atas volatilitas pasar dan keinginan untuk mengoptimalkan imbal hasil investasi. Oleh karena itu, MAMI menawarkan reksa dana Manulife Pendapatan Bulanan II (MPB II) yang memiliki tingkat risiko lebih rendah.
“Selain itu, tahun lalu kami juga fokus menawarkan reksa dana syariah. Pada 12 Mei 2017, kami meluncurkan reksa dana Manulife Syariah Sukuk Indonesia (MSSI), yang memungkinkan masyarakat untuk berinvestasi dengan dana minimal Rp10 ribu. Selain dirancang untuk investor umum, MSSI juga dapat menjadi produk investasi pilihan bagi para investor pemula,” tuturnya. Menurut Legowo, MSSI diluncurkan untuk melengkapi dua reksa dana syariah sebelumnya, yakni Manulife Syariah Sektoral Amanah (MSSA) yang diluncurkan pada tahun 2009 dan Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS (MANSYAF) yang diluncurkan pada Februari 2016.
Dalam kesempatan yang sama, Director & Chief of Legal, Risk and Compliance Officer MAMI Justitia Tripurwasani yang juga merangkap sebagai Ketua Unit Pengelola Investasi Syariah (UPIS) MAMI mengatakan bahwa pada bulan Mei 2017, MAMI telah membentuk UPIS. “Bersama Dewan Pengawas Syariah (DPS), MAMI selalu meningkatkan tata kelola investasi syariah yang telah sejalan dengan prinsip-prinsip syariah sekaligus peraturan Otoritas Jasa Keuangan terkait. Selain itu, MAMI juga membuat modul edukasi finansial “3i-amanah” (insyaf, irit, invest) dengan memasukkan topik tentang peraturan, prinsip, dan konsep pengelolaan investasi secara syariah,” jelasnya.
Lebih lanjut Legowo Kusumonegoro menjelaskan bahwa solusi inovatif yang ditawarkan MAMI disambut baik oleh para investor. Dana kelolaan MPB II tumbuh sebesar 580 persen dalam waktu satu tahun, dari semula hanya Rp465,7 miliar pada akhir 2016 menjadi Rp3,2 triliun pada akhir tahun 2017. Sementara reksa dana MSSI yang belum genap satu tahun diluncurkan telah memiliki dana kelolaan sebesar Rp609,7 miliar hingga akhir Desember 2017 lalu. Selain itu, dana kelolaan reksa dana MANSYAF pun tumbuh secara fenomenal, sebesar 2.255 persen, dari semula 13,8 juta dolar AS menjadi 324,28 juta dolar AS di akhir tahun 2017.
Presiden Direktur MAMI ini menambahkan bahwa dalam menawarkan solusi investasi yang inovatif, MAMI mengandalkan tiga jalur distribusinya yang kuat, yakni institutional sales team, partnership distribution, dan wealth specialist and digital. Menurut Legowo, setiap jalur pemasaran memiliki kontribusi yang penting bagi pertumbuhan MAMI. Sekitar 84 persen dari total AUM MAMI berasal dari investor institusi. Sementara sisanya adalah milik investor individu yang berinvestasi melalui 21 mitra distribusi MAMI dan tim wealth specialist and digital MAMI. “Kami juga menawarkan reksa dana melalui klikMAMI.com, yang pada tahun 2017 lalu berhasil memberikan kemudahan akses bagi lebih dari 3.500 orang untuk menjadi investor baru di reksa dana,” tuturnya. Edi
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News