Media Asuransi, JAKARTA – Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) melaporkan bahwa industri asuransi jiwa membukukan pertumbuhan total pendapatan sebesar 11,9 persen per Desember 2021. Berdasar laporan kinerja dari 58 perusahaan anggota AAJI, asuransi jiwa membukukan pendapatan sebesar Rp241,17 triliun per Desember 2021, naik jika dibandingkan dengan total pendapatan sebesar Rp215,44 triliun per Desember 2020.
Pencapaian tahun 2021 yang tumbuh 11,9 persen itu sangat bagus, karena per Desember 2020 total pendapatan justru mengalami perlambatan sebesar 8,6 persen jika dibandingkan dengan per Desember 2019 yang tercatat sebesar Rp235,73 triliun. Dengan demikian, total pendapatan tahun 2021 telah lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi atau tahun 2019
Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon, menjelaskan bahwa konsistensi kinerja pendapatan industrinya sejalan dengan upaya pemerintah dalam melakukan pemulihan ekonomi nasional yang mendorong aktivitas ekonomi, serta meningkatnya kesadaran masyarakat terkait pentingnya asuransi jiwa sebagai langkah pre-emptif dalam mencegah risiko dari pandemi yang masih berlangsung.
|Baca juga: Kinerja Keuangan Asuransi Umum Sangat Prospektif
“Seiring dengan mulai bangkitnya aktivitas ekonomi masyarakat dan semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya manfaat asuransi jiwa dalam memberikan perlindungan keuangan keluarga, telah mendorong naiknya pendapatan premi industri asuransi jiwa sampai dengan akhir tahun 2021. Ini adalah hasil yang sangat menggembirakan, kami percaya capaian industri yang terus menunjukan kinerja positif didorong oleh kepercayaan masyarakat atas perlindungan asuransi jiwa,” ungkap Budi dalam jumpa pers secara virtual, Rabu, 9 Maret 2022.
Per Desember 2021, industri asuransi jiwa berhasil mencatat total pendapatan premi sebesar Rp202,93 triliun atau tumbuh sebesar 8,2 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 yang sebesar Rp187,59 triliun. Kinerja positif pendapatan premi tersebut disumbang oleh kenaikan premi bisnis baru yang tumbuh 12,1 persen menjadi Rp128,62 triliun dan premi bisnis lanjutan naik yang 2,0 persen menjadi Rp74,31 triliun,
Sementara itu, berdasarkan kanal distribusi, bancassurance memberikan kontribusi terbesar dalam pendapatan premi dengan porsi mencapai 48,1 persen dan pertumbuhan sebesar 5,3 persen. Sedangkan, pendapatan premi dari kanal keagenan berkontribusi sebesar 29,0 persen dan mencatat perlambatan 9,7 persen.
Menurut Budi Tampubolon, terbatasnya aktvitas tatap muka secara langsung dengan calon nasabah, menjadi penyebab terjadinya perlambatan dari kanal distribusi keagenan.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News