Media Asuransi, JAKARTA – Data terbaru Bappebti menunjukkan nilai transaksi aset kripto pada semester pertama 2024 mencapai Rp301,75 triliun, naik 354,17 persen dari tahun sebelumnya yang hanya Rp66,44 triliun. Jumlah pelanggan juga naik yakni mencapai 20,24 juta pada Juni 2024 dengan rata-rata pertumbuhan 430.500 pelanggan per bulan sejak Februari 2021.
Mengutip keterangannya, Kamis, 25 Juli 2024, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti Tirta Karma Senjaya menyatakan peningkatan ini menunjukkan minat masyarakat terhadap investasi kripto semakin tinggi, meskipun ada penurunan harga kripto pada Juni.
|Baca: Metrodata Electronics (MTDL) Cetak Pendapatan Rp10,5 Triliun pada Semester I/2024
Bappebti optimistis industri ini akan terus tumbuh hingga akhir tahun, didukung regulasi yang tepat dan perlindungan konsumen. Stablecoin, terutama Tether (USDT), menjadi aset kripto pilihan di Indonesia, disusul Bitcoin (BTC), Pepe (PEPE), Ethereum (ETH), dan Solana (SOL).
Menurut CMO Tokocrypto Wan Iqbal, stabilitas nilai yang ditawarkan stablecoin membuatnya populer untuk perdagangan dan penyimpanan aset digital, mengurangi volatilitas pasar kripto.
Pertumbuhan industri kripto
Iqbal juga menyoroti pertumbuhan industri kripto di Indonesia, dengan Tokocrypto mencatat rata-rata perdagangan harian lebih dari US$20 juta pada Juni dan jumlah pengguna melebihi empat juta. Ia menyebutkan penerimaan pajak kripto hingga Juni 2024 mencapai Rp798,84 miliar.
Tokocrypto terus mengedukasi masyarakat tentang investasi kripto dan berkolaborasi dengan ekosistem kripto di Indonesia untuk memastikan kepatuhan regulasi. Dukungan dari pelaku industri dan regulasi yang tepat diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri kripto di Indonesia dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News