1
1

Tumbang, Rupiah Perdagangan Pagi Tembus Rp15.621/US$

Ilustrasi. | Foto: Setkab

Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada perdagangan Rabu pagi dibuka kian tertekan ketimbang penutupan perdagangan di hari sebelumnya di posisi Rp15.592 per US$. Sentimen positif minim berdatangan yang akhirnya membuat mata uang Garuda harus rela menembus level Rp15.600 per US$.

Mengutip Bloomberg, Rabu, 17 Januari 2024, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka ambruk ke posisi Rp15.621 per US$. Hari ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.620 hingga Rp15.631 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15.488 per US$.

|Baca: IHSG Pagi Dibuka Menguat tapi Tak Lama Terpental ke Zona Negatif

Dolar Amerika Serikat (US$) terlihat menguat pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Investor mengurangi ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga Federal Reserve pada Maret, sementara pound dan yen turun karena tekanan inflasi mereda.

Terhadap sejumlah mata uang, dolar AS naik 0,51 persen menjadi 103,16, sekitar level tertinggi dalam satu bulan. Mata uang ini naik 0,2 persen semalam dalam perdagangan yang tenang selama hari libur umum AS.

Euro turun tajam

Euro turun 0,54 persen menjadi US$1,0892, mencatat persentase penurunan satu hari paling tajam dalam dua minggu. Adapun komentar dari pejabat European Central Bank (ECB) yang meremehkan gagasan penurunan suku bunga lebih awal menutupi prospek biaya pinjaman secara global.

Joachim Nagel dari ECB mengatakan masih terlalu dini untuk membicarakan pemotongan suku bunga, dan rekannya dari Austria Robert Holzmann mengatakan pasar tidak seharusnya bergantung pada penurunan biaya pinjaman tahun ini. Para pembuat kebijakan lainnya mempertahankan ketidakpastian mengenai waktu tindakan tersebut.

|Baca: Pemerintah ‘Ngotot’ Pajak Hiburan Diskotek, Karaoke, Bar, Spa, Kelab Malam sebesar 40%, Ini Alasannya!

“Komentar hawkish ECB tadi malam telah memicu kekhawatiran bahwa pasar memperkirakan jalur suku bunga Fed mungkin agresif. Beberapa permintaan safe-haven juga kemungkinan berperan dalam meningkatnya gangguan di Laut Merah,” pungkas Kepala Strategi Mata Uang Saxo Charu Chanana, di Singapura.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post IHSG Pagi Dibuka Menguat tapi Tak Lama Terpental ke Zona Negatif
Next Post Askrindo Syariah Diganjar Peringkat idA+ Prospek Stabil oleh Pefindo, Simak Alasannya

Member Login

or