1
1

Volatilitas Pasar Diperkirakan Bertahan dalam Beberapa Bulan Mendatang

Pergerakan pasar valuta asing. | Foto: Ist
Media Asuransi, JAKARTA – Volatilitas pasar diperkirakan akan bertahan dalam beberapa bulan mendatang mengingat bank sentral utama, kecuali BOJ), diperkirakan akan terus mengetatkan kebijakan moneter secara agresif untuk memerangi inflasi yang melonjak.

Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Macro Update bertajuk Macro Update – August’s FX reserves: Stable amidst global uncertainties, ekonom Mirae Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menjelaskan cadangan devisa Indonesia stabil di bulan Agustus karena volatilitas Rupiah tetap terkendali.

Pada akhir Agustus, cadangan devisa (FX) Indonesia stabil di USD132,2 miliar (+USD28 miliar MoM) menyusul penurunan tajam di bulan Juli sebesar USD4,2 miliar MoM. “Kami menilai tingkat cadangan devisa Indonesia pada bulan Agustus masih cukup untuk mengantisipasi volatilitas lebih lanjut di pasar keuangan, terutama nilai tukar rupiah terhadap USD.”

|Baca juga: Tekanan Terhadap Rupiah Diperkirakan Belum Berakhir

Dia berharap rupiah untuk terus mengungguli mata uang global lainnya didukung oleh keseimbangan eksternal yang solid. Dia menjelaskan rupiah terdepresiasi secara moderat di bulan Agustus sebesar 0,1% MoM. Sementara itu, sejumlah mata uang negara berkembang lainnya terdepresiasi lebih dalam, termasuk Ringgit Malaysia, Peso Filipina, Yuan China, dan Rupee India masing-masing sebesar 0,6%, 1,8%, 2,2%, dan 0,2% MoM. Sepanjang tahun ini, rupiah adalah salah satu mata uang dengan kinerja terbaik didukung oleh keseimbangan eksternal yang solid.

Menurut dia, volatilitas akan bertahan dalam beberapa bulan mendatang karena bank sentral utama diperkirakan akan secara agresif menaikkan suku bunga. Sejak awal September, USD terus terapresiasi terhadap mata uang utama lainnya, termasuk Euro, Poundsterling, dan Yen seiring dengan memburuknya prospek ekonomi global dan kondisi geopolitik. Indeks USD (DXY) melintasi level 110 untuk pertama kalinya dalam dua dekade terakhir.

“Kami percaya bahwa volatilitas pasar akan bertahan dalam beberapa bulan mendatang mengingat bank sentral utama, kecuali BOJ, diperkirakan akan terus mengetatkan kebijakan moneter secara agresif untuk memerangi inflasi yang melonjak.”

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Tekanan Terhadap Rupiah Diperkirakan Belum Berakhir
Next Post Saham LQ45 Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 65,6% pada Kuartal II/2022

Member Login

or