Media Asuransi, JAKARTA – Volatilitas pasar global dan ketidakpastian arah kebijakan suku bunga AS diperkirakan akan memberikan tekanan kepada rupiah terhadap dolar AS.
Dikutip dari Daily Write Up bertajuk Macro Update – May’s FX reserves: Lowest level seen in the past five months, ekonom Mirae Sekuritas Rully Arya Wisnubroto mengatakan cadangan devisa Indonesia kembali turun di bulan Mei, kali ini sebesar US$4,9 miliar menjadi US$139,3 miliar (vs US$144,2 miliar di bulan April), level terendah dalam 5 bulan terakhir.
|Baca juga: MARKET REVIEW: IHSG Tetap Positif di Tengah Aksi Jual Investor Asing
Menurutnya, penurunan tersebut antara lain disebabkan oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan antisipasi meningkatnya kebutuhan likuiditas valas di industri perbankan seiring dengan terus pulihnya aktivitas ekonomi. “Selain itu, kami menilai penurunan cadangan devisa Indonesia pada bulan Mei dipengaruhi oleh kebutuhan BI untuk menerapkan kebijakan stabilisasi pasar mata uang.”
Dia menjelaskan pasar global mengalami kenaikan volatilitas yang cukup signifikan pada bulan Mei sebagai akibat dari ketidakpastian seputar debt ceiling dan data inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan. Data ketenagakerjaan AS juga melampaui ekspektasi konsensus.
Rully mengatakan volatilitas pasar global dan ketidakpastian atas arah suku bunga AS ke depan memberikan tekanan pada rupiah, ditutup pada Rp14.993 per USD, terdepresiasi 2,2% MoM, depresiasi bulanan pertama kalinya dalam 3 bulan.
Pada bulan Juni, Rully mengantisipasi penurunan volatilitas pasar global setelah penyelesaian masalah plafon utang AS. Dia memprediksi Federal Reserve akan, untuk pertama kalinya dalam 10 rapat FOMC terakhir, mempertahankan tingkat kebijakannya dalam kisaran 5,0% hingga 5,25%.
“Mempertimbangkan kemungkinan yang meningkat dari resesi di paruh kedua tahun 2023, kami memproyeksikan penurunan bertahap dalam inflasi inti AS. Akibatnya, kami yakin Federal Reserve tidak perlu menerapkan kenaikan suku bunga lagi untuk sisa tahun ini.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News