1
1

Volatilitas Pasar Global Diperkirakan Akan Tetap Tinggi

Kantor Bursa Efek Indonesia. | Foto: M. Fajrul Falah

Media Asuransi, JAKARTA – Volatilitas pasar global diperkirakan akan tetap tinggi dalam jangka pendek dan menengah mengingat masih adanya perbedaan persepsi antara pasar dan The Fed mengenai arah kebijakan suku bunga AS di masa depan.

Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Macro Tracker bertajuk Macro Tracker – Global market updates: Elevated economic uncertainties, ekonom Mirae Sekuritas Rully Arya Wisnubroto mengatakan volatilitas pasar global mereda dalam beberapa hari terakhir, setelah munculnya gejolak perbankan AS, beberapa minggu yang lalu.

“Indikator volatilitas khususnya di pasar obligasi AS yang ditunjukkan oleh indeks MOVE mengalami penurunan yang cukup signifikan.”

Sementara itu, jelasnya, indeks likuiditas keuangan AS masih menunjukkan kondisi yang ketat. Untuk mengatasi pengetatan likuiditas, The Fed menyuntikkan likuiditas mendekati US$400 miliar yang menyebabkan penurunan imbal hasil surat berharga pemerintah AS.

|Baca juga: Pasar Global Fluktuatif, Outlook Pasar Indonesia Masih Positif

“Imbal hasil instrumen tersebut untuk tenor 2 tahun turun tajam karena spekulasi penurunan suku bunga kebijakan AS tahun ini meski The Fed telah memberi sinyal belum akan memangkas FFR tahun ini.”

Menurut dia, peluang terjadinya resesi semakin besar di sejumlah negara maju, mengingat kenaikan suku bunga yang sangat agresif yang dilakukan bank-bank sentral negara-negara tersebut yang menyebabkan disrupsi sektor keuangan. The Fed telah memperkirakan ekonomi AS akan mengalami perlambatan namun belum mengantisipasi adanya gangguan pada sistem perbankan.

“Oleh karena itu, kami percaya bahwa The Fed akan menghentikan kenaikan suku bunganya setelah pertemuan FOMC bulan Mei dengan terminal rate di level 5,25% dan tetap bertahan pada level tersebut sepanjang tahun ini.”

Rully mengatakan turunnya imbal hasil surat berharga pemerintah AS, khususnya tenor 2 tahun merupakan kabar baik bagi BI, mengingat selisihnya meningkat tajam dibandingkan dengan imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia 2 tahun. Kepemilikan investor asing telah meningkat secara dramatis bulan ini, dengan total Rp811,7 triliun per 29 Maret (arus masuk Rp7,4 triliun MTD, atau Rp49,5 trilium YTD).

Sedangkan untuk pasar saham, ada arus masuk modal asing bersih bulan ini sebesar Rp2,6 triliun. “Namun demikian, kami percaya bahwa volatilitas pasar global akan tetap tinggi dalam jangka pendek dan menengah mengingat masih adanya perbedaan persepsi antara pasar dan The Fed mengenai arah kebijakan suku bunga AS di masa depan.”

 

Editor: Achmad Aris

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pefindo Tegaskan Peringkat Adira Finance idAAA Outlook Stabil
Next Post Kemenkeu-Bank Sentral ASEAN Lakukan Pertemuan Level Deputi

Member Login

or