Media Asuransi, GLOBAL – Saham-saham Wall Street mengakhiri sesi dengan sedikit perubahan pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Kondisi itu menyusul data ekonomi yang beragam dengan saham Disney mundur setelah memenangkan pertarungan proksi tingkat tinggi.
Mengutip The Business Times, Kamis, 4 April 2024, Dow Jones Industrial Average berakhir turun 0,1 persen menjadi 39.127,14. Sedangkan indeks S&P 500 berbasis luas bertambah 0,1 persen pada 5.211,49. Kemudian Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi naik 0,2 persen menjadi 16.277,46.
|Baca juga: Bank Sentral Brunei dan Laos Bergabung dalam Regional Payment Connectivity
Data dari perusahaan penggajian ADP menunjukkan perekrutan tenaga kerja yang lebih kuat dari perkiraan pada Maret, sementara survei sektor jasa menunjukkan pertumbuhan yang melambat. Adapun Ketua The Fed Jerome Powell memperingatkan menurunkan suku bunga terlalu cepat dapat mengganggu, meski tetap membuka pintu untuk penurunan suku bunga.
Dolar AS dekat level tertinggi
Sementara itu, indeks dolar AS bertahan di dekat level tertinggi dalam lebih dari empat bulan pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB). Hal tersebut menempatkan yen mendekati level terendah dalam beberapa dekade, meskipun meningkatnya ancaman intervensi mata uang oleh Tokyo membatasi penurunan lebih lanjut dalam mata uang Jepang.
Euro stabil di US$1,0776, begitu pula pound di US$1,2575, meninggalkan indeks dolar, yang melacak unit tersebut terhadap enam mata uang lainnya, datar hari ini di 104,72, setelah sempat merayap di atas 105 pada Selasa waktu setempat (Rabu WIB).
Data yang dirilis menunjukkan penurunan mengejutkan dalam inflasi zona euro bulan lalu, dan memperkuat alasan bagi bank sentral Eropa untuk mulai menurunkan biaya pinjaman, tidak banyak mengguncang mata uang bersama, karena pasar sudah yakin akan penurunan suku bunga pada bulan Juni.
Yen Jepang terakhir berada di level 151,7 per dolar, sedikit pulih dari kemerosotan minggu lalu ke posisi terendah dalam 34 tahun di 151,975. Hal itu karena perubahan kebijakan bersejarah Bank of Japan hanya berfungsi untuk menggarisbawahi status outliernya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News