1
1

Wall Street dan Dolar AS Kompak Ambruk

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Saham-saham Amerika Serikat (AS) melemah pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB) di awal minggu perdagangan yang dipersingkat karena libur Hari Presiden. Pelemahan disebabkan oleh Nvidia, yang tergelincir menjelang hasil pendapatan yang akan datang.

Mengutip The Business Times, Rabu, 21 Februari 2024, Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,2 persen menjadi 38.563. Indeks S&P 500 berbasis luas turun 0,6 persen menjadi 4.975,51. Sedangkan Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi turun 0,9 persen menjadi 15.630,78.

|Baca juga: Asuransi Jasindo dan Taspen Bersinergi Jalin Kerja Sama Strategis

Adapun raksasa cip Nvidia turun 4,4 persen. Namun, sahamnya masih naik tajam sejak awal tahun, dengan antusiasme terhadap perusahaan-perusahaan terkait AI yang membuat harga sahamnya melonjak. “Sahamnya naik sekitar 40 persen tahun ini dan tahun ini baru berumur kurang dari dua bulan,” kata Steve Sosnick, dari Interactive Brokers.

“Masuk akal untuk berpikir bahwa penghindaran risiko adalah hal yang tepat,” tambahnya.

Perusahaan akan mempublikasikan pendapatannya setelah pasar tutup pada Rabu waktu setempat. Di antara saham-saham lain yang mengalami penurunan adalah Applied Materials yang turun 5,2 persen, dan Advanced Micro Devices yang ditutup turun 4,7 persen.

Dolar AS melemah

Di sisi lain, dolar AS melemah pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Hal itu terjadi setelah China memangkas suku bunga dalam upaya untuk menopang pasar properti yang sedang kesulitan, sehingga meningkatkan harapan akan stimulus tambahan yang meningkatkan pertumbuhan global.

Sementara itu, yen menguat, namun tetap berada di bawah level 150,88 per dolar yang dicapai Senin lalu, yang merupakan level terlemah dalam 11 minggu. Kondisi itu karena investor fokus pada apakah pelemahan baru dalam mata uang Jepang kemungkinan mendorong intervensi oleh Bank of Japan dan Kementerian Keuangan.

Dolar Australia, yang dipandang sebagai proksi pertumbuhan global, naik 0,20 persen menjadi US$0,6550, dengan sebelumnya mencapai US$0,6579, tertinggi sejak 2 Februari. Di pasar luar negeri, yuan menguat hingga 7,1963 per dolar, terkuat sejak 7 Februari.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Market Brief: Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq Kompak Dapat Rapor Merah
Next Post Harga Minyak Dunia Menyusut, Emas Global Stagnan

Member Login

or