1
1

Wall Street Jatuh, Dolar AS Pamer Kekuatan

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Bursa saham Wall Street jatuh pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Kondisi itu terjadi karena kenaikan imbal hasil obligasi treasury mendorong gelombang penjualan setelah rekor baru-baru ini.

Mengutip The Business Times, Kamis, 30 Mei 2024, Dow Jones Industrial Average turun 1,1 persen menjadi 38.441. Sedangkan indeks S&P 500 berbasis luas turun 0,7 persen menjadi 5.266,95. Kemudian Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi turun 0,6 persen menjadi 16.920,58.

|Baca: Legislator Minta Pertamina Tindak Tegas Pengusaha yang Nakal

“Sekarang periode (pendapatan kuartal pertama) pada dasarnya telah berakhir, inflasi dan suku bunga menjadi perhatian utama,” kata Kepala Strategi Investasi CFRA Research Sam Stovall, seraya mencatat Dow Jones telah mundur setelah mencapai 40 ribu poin di awal bulan ini.

Para analis mengaitkan kenaikan imbal hasil treasury ini sebagian karena komentar pejabat Federal Reserve AS yang memperingatkan bahwa peningkatan inflasi dapat menjaga suku bunga tetap tinggi. Pengamat pasar juga menyebut permintaan obligasi treasury AS yang mengecewakan sebagai salah satu faktornya.

Dolar AS menguat

Di sisi lain, dolar AS bertahan dengan kuat pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Penguatan itu didorong oleh imbal hasil AS yang lebih tinggi, dan menguat terhadap yen Jepang karena pasar yang tenang mendorong investor untuk melanjutkan carry trade, sementara euro mencerna data inflasi Jerman.

Dolar AS mencapai level tertinggi 157,41 yen pada awal Rabu, kembali ke level yang menyebabkan kemungkinan adanya intervensi dari Tokyo pada akhir April dan awal Mei, meskipun kenaikannya jauh lebih lambat dibandingkan dengan bulan lalu. Harga terakhir berada di 157,10 yen, stabil pada hari ini.

|Baca juga: Legislator Minta Pertamina Tindak Tegas Pengusaha yang Nakal

“Secara umum, di seluruh mata uang Asia, reli usai IHK (indeks harga konsumen) mulai memudar, karena ekspektasi pelonggaran AS dipangkas dan beberapa lelang obligasi yang sulit menyebabkan imbal hasil naik kembali, menempatkan yen dan yuan Tiongkok di bawah tekanan,” kata Kepala Analisis FX Monex Europe Simon Harvey.

Data inflasi harga konsumen AS yang sedikit lebih lemah bulan ini melemahkan dolar secara keseluruhan. Namun sejak saat itu, imbal hasil treasury AS kembali naik, dengan imbal hasil obligasi 10-tahun yang menjadi level tertinggi dalam hampir empat minggu pada 4,57 persen.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Fitch Afirmasi Peringkat Pelindo BBB dengan Outlook Stabil
Next Post IHSG Diramal Mixed, Ajaib Sarankan Beli Saham MTEL, ACES, ADMR

Member Login

or