Media Asuransi, GLOBAL – Kendala, tantangan, dan risiko yang telah ada sepanjang 2023 di pasar P&C diprediksi tetap relevan di 2024. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Presiden Eksekutif Amwins Harry Tucker dan Wakil Presiden Eksekutif perusahaan yang memimpin praktik casualty nasional Thomas Dillon.
“Properti yang terkena dampak bencana akan tetap menjadi permasalahan. Sementara segala bentuk bisnis yang terdampak negatif akan menjadi tantangan tersulit bagi kita,” ungkap Tucker, dikutip dari laman Insurance Business, Selasa, 9 Januari 2023.
Meskipun penurunan signifikan dalam pasar tidak diperkirakan terjadi pada 2024, namun baik Tucker maupun Dillon meyakini terdapat peluang bagi perusahaan asuransi untuk mengeksplorasi potensi melalui spesialisasi dalam situasi yang tidak pasti.
|Baca: Benarkah AI dan Analitik Data Dapat Rugikan Hasil Klaim?
“Dalam aspek casualty, industri otomotif terus menjadi sumber kesulitan dari segi profitabilitas bagi perusahaan asuransi, baik dalam ruang utama maupun ruang excess. Bukan hanya perusahaan truk, tapi juga armada penjualan, konstruksi, dan pelayanan medis darurat,” kata Dillon.
Ketidakpastian terus berlanjut
Dillon mencatat ketidakpastian yang terus berlanjut dalam pasar standar juga akan membuka peluang lebih besar bagi ruang E&S pada 2024. “Kita melihat risiko-risiko yang telah beralih dari ruang E&S ke ruang standar dan tidak siap untuk kembali berdasarkan kinerja, kinerja segmen industri, atau berdasarkan basis akun,” ungkapnya.
Tucker percaya pertumbuhan dan mengatasi hambatan pasar dapat dicapai dengan profesional asuransi yang terus mengembangkan spesialisasi saat menangani akun-akun yang rumit.
“Area-area di mana pasar mengalami ketidakstabilan, entah itu naik atau turun, juga merupakan peluang-peluang. Kami sangat fokus pada risiko properti yang terkait dengan bencana —itu adalah keahlian kami,” kata Tucker.
|Baca: Venteny Kuasai 30% Saham PT Digitalisasi Perangkat Indonesia
Sedangkan Dillon menyoroti mengapa pasar menengah akan menjadi paling kompetitif pada 2024. Sementara keduanya membahas mengapa reformasi hukum mungkin akan sulit untuk diterapkan. “Kesempatan di masa depan akan ditemukan dalam investasi yang berkelanjutan pada spesialisasi dan keahlian dalam pasar dan industri spesifik,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News