Media Asuransi, GLOBAL – Global Marketplace Insights Q3 2025 WTW menyebutkan pasar asuransi Asia mengalami pelemahan yang lebih cepat dari perkiraan. Kondisi itu dengan penurunan tarif sebesar 7,5 persen hingga 15 persen di sebagian besar lini asuransi yang tidak terdampak kerugian dan non-bencana,
Melansir Insurance Asia, Selasa, 28 Oktober 2025, Pemimpin Penempatan WTW untuk Asia Ben Dunston dan Kepala Properti dan Kasualti Asia Paul Ward mengatakan persaingan tetap ketat karena perusahaan asuransi mengejar pertumbuhan di pasar yang melemah.
Sedangkan kapasitas di seluruh Asia tetap kuat, dengan pasar yang berbasis di Singapura dan London aktif berekspansi. Dunston mencatat kapasitas agen umum pengelola (MGA) yang baru dan aturan ESG yang lebih longgar telah meningkatkan kapasitas yang tersedia, terutama di sektor energi dan ketenagalistrikan.
|Baca juga: 6 Saham Pilihan dari BNI Sekuritas untuk Trading Hari Ini
|Baca juga: 4 Menu Saham Wajib Masuk Portofolio untuk Jemput Cuan Hari Ini
Ia mengatakan kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara dan termal telah meningkat sekitar 30 persen selama 18 bulan terakhir, meskipun perusahaan asuransi masih membutuhkan rencana transisi yang kredibel.
Ward mengatakan paparan bencana alam terus memengaruhi harga di Asia, tetapi klien yang menggunakan pemodelan risiko canggih dapat mengoptimalkan transfer risiko dan pengeluaran premi mereka.
Kedua eksekutif mendesak klien untuk memulai diskusi perpanjangan lebih awal (setidaknya 90 hari sebelum masa berlaku berakhir) dan menyoroti peningkatan manajemen risiko. Mereka juga mendorong pembeli untuk meninjau batasan dan pengecualian serta mempertimbangkan kapasitas di pasar regional atau khusus.
|Baca juga: Saingi Malaysia dan Singapura, Pemerintah Diminta Beri Stimulus untuk Perkuat Daya Saing Rumah Sakit RI
|Baca juga: Bank Mandiri (BMRI) Catat Penyaluran Kredit Capai Rp1.764,32 Triliun di Kuartal III/2025
WTW memperkirakan kondisi pasar yang lemah akan berlanjut hingga akhir 2025 karena persaingan dan kapasitas yang tersedia terus membebani tarif.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
