1
1

Zurich Indonesia Optimistis Menyongsong Tahun 2026

Ketua Umum DAI, Yulius Bhayangkara, Ekonom dan Guru Besar FEB UI, Prof Telisa Aulia Falianty, dan Country Manager Zurich Indonesia, Edhi Tjahja Negara. (foto: Arief Wahyudi/Media Asuransi)

Media Asuransi, JAKARTA – Kondisi perekonomian global dan domestik tahun 2026 diyakini akan lebih baik dibandingkan dengan tahun 2025. Meredanya perang tarif dan menurunnya eskalasi geopolitik di Timur Tengah, menimbulkan harapan pemulihan ekonomi dapat terjadi di tahun depan.

Walau risiko masih ada, proyeksi pemulihan ekonomi Indonesia pada 2026 membuka ruang bagi peningkatan permintaan terhadap produk pelindungan yang lebih adaptif dan komprehensif.

Zurich Indonesia yang terdiri atas PT Zurich Asuransi Indonesia Tbk (ZAI), PT Zurich General Takaful Indonesia (Zurich Syariah), dan PT Zurich Topas Life (Zurich Life), menyiapkan strategi penguatan yang selaras dengan potensi pasar dan arah pemulihan ekonomi nasional.

|Baca juga: Zurich Indonesia Bukukan Kinerja Kinclong Jelang Akhir Tahun 2025

Country Manager Zurich Indonesia, Edhi Tjahja Negara, mengatakan bahwa memasuki tahun 2026, perseroan menyiapkan sejumlah langkah. Menurutnya, di tahun depan Zurich Indonesia semakin menguatkan fokus perusahaan pada peningkatan penetrasi existing product melalui perluasan distribusi dan kemitraan, pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan nasabah, serta penawaran berbagai inovasi dan transformasi layanan.

“Kami optimistis melangkah ke depan dengan ekonomi Indonesia terus menguat, inovasi produk yang terus dikembangkan, serta generasi muda yang semakin menjadi fokus edukasi dan penetrasi produk. Kombinasi ketiga faktor ini akan menjadi landasan kuat bagi Zurich Indonesia untuk terus bertumbuh optimal di 2026,” tutur Edhi dalam jumpa pers di kantor Zurich Indonesia, di Jakarta, Rabu, 26 November 2025.

|Baca juga: Kolaborasi Zurich dan Danamon Tawarkan Produk Cover 34 Penyakit Kritis

Optimisme terhadap prospek industri asuransi ini diperkuat oleh Ekonom dan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), Prof Telisa Aulia Falianty. “Saya melihat industri asuransi akan memasuki fase pertumbuhan baru pada 2026, seiring membaiknya indikator ekonomi nasional seperti konsumsi rumah tangga, daya beli kelas menengah, serta ekspektasi penurunan suku bunga global,” katanya dalam kesempatan yang sama.

Menurut dia, ketika ketidakpastian ekonomi mereda, permintaan terhadap produk proteksi cenderung meningkat karena masyarakat mulai memikirkan kembali mitigasi risiko jangka panjang. Dengan penetrasi asuransi yang masih di bawah tiga persen dalam satu dekade terakhir, maka ruang ekspansi industri masih sangat besar. “Momentum pemulihan ekonomi 2026 menjadi titik penting untuk mempercepat pertumbuhan industri asuransi, baik dari sisi inovasi produk maupun perluasan akses,” tegasnya.

Sejalan dengan pandangan tersebut, Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI), Yulius Bhayangkara, menekankan pentingnya sinergi seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat fondasi industri. “Industri asuransi nasional menunjukkan tren pertumbuhan positif di tengah dinamika ekonomi global. Kolaborasi antara regulator, pelaku industri, dan asosiasi menjadi kunci untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sektor ini,” tuturnya.

Lebih lanjut dia mengingatkan bahwa di masa depan, inovasi produk, peningkatan literasi keuangan, dan transformasi digital akan menjadi motor utama dalam memperluas penetrasi asuransi. “Dan memperkuat kontribusinya terhadap pembangunan berkelanjutan serta ketahanan ekonomi nasional,” tegas Yulius.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post IHSG Terus Cetak Rekor
Next Post Laba Allianz Malaysia Kuartal III/2025 Naik 23%

Member Login

or