Media Asuransi, JAKARTA – PT Zurich General Takaful Indonesia atau Zurich Syariah sangat optimistis menyongsong tahun 2026. Zurich Syariah yakin pertumbuhan profit mencapai double digit sama seperti tahun 2025.
|Baca juga: Aset JMA Syariah Tumbuh 22,4% per Kuartal III/2025
“Sampai 2025 CAGR (Compound Annual Growth Rate) top line lebih dari 50 persen, pertumbuhan profit tumbuh double digit, kita harus balans pertumbuhan pendapatan dengan profit,” jelas Presiden Direktur Zurich Syariah, Hilman Simanjuntak saat acara Indonesia Economic & Insurance Outlook Media Asuransi, di Wisma Tugi I, Jakarta Selatan, awal pekan ini.
Pihaknya telah melewati masa berat saat pandemi Covid-19 dimana saat itu banyak usaha bertumbangan dan ekonomi nasional terkontraksi.
“Kalau ditanya 2026 berat atau tidak, ya kita telah melewati pandemi Covid karena begitu kami spin off terjadi pandemi Covid. Bagaimana kami tidak deg-degan?” jelasnya.
Beruntungnya, setelah mendapat izin perusahaan asuransi syariah full fledged dari Otoritas Jasa Keuangan pada September 2021, tiga bulan kemudian, memasuki 2022, perjalanan umroh dibuka dan tahun itu langsung banyak kontribusi yang masuk.
“Begitu kami full operated entah bagaimana jemaah umroh percaya sekali ke kami karena lebih dari 50 persen jemaah kami cover,” tuturnya.
|Baca juga: AASI Ungkap Isu yang Melanda Asuransi Syariah di 2025, Apa Saja?
Selama pandemi, Zurich memperkuat infrastruktur, pelayanan dan menjaga hubungan baik dengan agen perjalanan umroh. Menurutnya, trust dari agen umroh ini sangat penting sehingga bisa memperlancar pemasaran.
Hilman mengatakan sejak 2004 hingga sekarang, wacana potensi besar asuransi syariah di Indonesia selalu bergema. Terutama jika melihat penduduk Indonesia yang mayoritas adalah penduduk muslim.
“Namun saya baru melihat ekosistem syariah bergerak bersama-sama baru beberapa tahun belakangan ini, sehingga potensinya baru terlihat bertumbuh,” imbuhnya.
Jika dilihat urutan masanya, industri asuransi tumbuh belakangan, setelah perbankan syariah dan multifinance syariah. Karena itu Hilman menyebutkan asuransi syaruah tidak bisa sendirian bertumbuh karena harus berkolaborasi dengan sektor lain.
“Kalau bicara sekarang saya sangat optimstis akan berkembang sangat besar, mungkin belum pecah telurnya,” katanya.
Hilman ingin suatu saat industri asuransi syariah akan menyamai asuransi konvensional, seperti halnya di Malaysia.
“Saya bisa bandingkan dengan kolega saya di negara lain, yaitu Zurich Malaysia. Di Malaysia industri asuransi syariah sudah bisa menyamai asuransi konvensional,” pungkasnya.
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
