1
1

Tindakan untuk Mencegah Kebakaran pada Bangunan Melalui Penilaian Risiko

Satria Mahardika Risk Engineer & Analyst. | Foto: doc

Oleh: Satria Mahardika

 

Seiring peningkatan ekonomi dunia setelah adanya pandemi Covid 19, sejalan dengan peningkatan dan perkembangan industri dalam negeri Indonesia. Perkembangan sektor industri di Indonesia kian meningkat dari tahun ke tahun. Dengan peningkatan sektor industri sebesar 5,72 persen selama periode kuartal III tahun 2022, ekonomi Indonesia pun turut meningkat dan mencapai titik balik dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,31 persen dibanding tahun sebelumnya.

Peningkatan sektor industri tersebut harus dijaga agar menghasilkan ekonomi yang stabil untuk Indonesia, dalam menjaga perkembangan para pemangku kepentingan seperti para pengusaha, pejabat berwenang dan lain-lain dapat menggunakan asuransi kerugian untuk menjaga aset atau inventori yang dimiliki. Para pengusaha dapat menggunakan asuransi sebagai tindakan awal untuk pencegahan atau inspeksi awal dalam mengurangi risiko kebakaran dan kerusakan mesin dengan melakukan risk assessment.

Asuransi menyediakan banyak kebutuhan untuk masyarakat luar seperti asuransi kebakaran, asuransi machinery breakdown, asuransi property all risk hingga asuransi gempa bumi dan gunung meletus. Asuransi dapat membantu para pemegang sektor industri dalam hal melakukan tindakan pencegahan kerusakan seperti pencegahan kebakaran, pencegahan kerusakan mesin, pencegahan banjir hingga pencegahan gangguan terhadap bisnis.

Terdapat beberapa cara untuk melakukan risk assessment terhadap resiko kebakaran, kelistrikan, untuk memperkecil risiko, sebagai beriku:

a. Fire
1) Konstruksi bangunan terbagi menjadi beberapa bagian dengan mengacu pada National Fire Protection Association (NFPA) No.220 sebagai berikut:
–  Konstruksi kelas 1 dengan dinding luar, lantai, dan atap terbuat dari pasangan bata atau bahan lain dengan tingkat ketahanan api kurang dari dua jam tetapi setidaknya satu jam.
– Konstruksi kelas 2 dengan
Dinding luar, lantai, dan atap semuanya terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar. Struktural tidak mampu memberikan peringkat tahan api
– Konstruksi kelas 3 dengan dinding luar terbuat dari batu atau konstruksi tahan api lainnya sementara lantai dan atapnya mudah terbakar. Ini juga dapat disebut sebagai konstruksi ‘biasa’ atau konstruksi ‘papan pada balok’.
– Konstruksi kelas 4 dengan dinding eksterior biasanya batu. Lantai dan atap terbuat dari papan kayu di atas balok kayu yang berat. Ini juga dapat disebut sebagai konstruksi ‘pabrik’.
– Konstruksi kelas 5 dengan anggota struktural seluruhnya dari bahan yang mudah terbakar. Ini biasanya berarti bahwa dinding, lantai, dan atap bagian luar sebagian besar terbuat dari kayu.

2) Penggunaan Flammable atau combustible liquid storage dan gases storage
Low Pressure Tank (pressure kurang dari 15 Psi) untuk liquid storage.
 High Pressure Tank (pressure lebih dari 15 Psi) untuk liquid storage.
 Jenis tangka, struktur material tangka, alat deteksi sistem, alat keamanan tekanan, perawatan tangka dan control terhadap sulutan api dari luar. (gases storage)

3) Gudang bahan baku dan gudang barang jadi
Gudang bahan baku merupakan tempat penyimpanan awal bahan dan Gudang barang jadi merupakan tempat penyimpanan barang yang merupakan hasil olahan atau proses dari bahan jadi, bahan tersebut dapat diklasifikasikan bahan tidak mudah terbakar (non-combustible materials), mudah terbakar (combustible materials) dan sangat mudah terbakar (flammable materials). kemudian barang tersebut diidentifikasi melalui bungkus material dan sistem menaruh barang menggunakan pallet seperti apa, lalu diidentifikasi jarak antar stok, jarak antara stok dengan tembok hingga pencahayaan yang ada pada gudang tersebut.

4) Sumber Air
Pada gudang atau pabrik sistem pengisian atau sumber air yang didapat dimasukan kedalam tangki secara otomatis atau sendiri, selain itu pompa pemadam diperhatikan dengan beberapa kriteria seperti ada atau tidak adanya jockey pump, electric pump, dan diesel pump, kemudian sprinkler system yang digunakan apakah telah menjangkau seluruh area atau tidak.

5) Sistem Deteksi Kebakaran
Pada sistem deteksi kebakaran, dalam gudang atau pabrik telah menjangkau seluruh area atau tidak, terhubung dengan ruang kontrol utama, alarm kebakaran dengan kondisi baik dan alarm panel telah dilengkapi dengan back up electricity power.

6) Portable Fire Extinguisher (PFE) or APAR
Alat pemadam kebakaran memiliki standar jarak 22,5 meter persegi untuk satu alat dalam memenuhi kriteria baik, jenis alat pemadam, tekanan pada alat pemadam.

 

b. Kelistrikan
1) Lokasi pemasangan listrik ditempat yang berbahaya atau tidak.

2) Sumber listrik dari 100 persen perusahaan listrik negara atau 100 persen menggunakan diesel engine generator.

3) Apakah ada generator set dilokasi atau tidak

4) Lokasi trafo
 Transformer terletak di gedung terpisah
 Trafo terletak di ruangan terpisah namun menyatu dengan bangunan utama atau trafo disatukan dengan bangunan utama atau warehouse

5) Operasional dan perawatan
 Pemasangan, operasional dan pemeliharaan dilakukan sesuai rekomendasi pabrikan
Pengujian dan pemantauan kondisi dilakukan secara berkala atau perawatan di bawah standar

6) Pemasangan kabel
 Kabel disusun dalam baki atau bundel kabel
 Baki kabel luar sesuai dengan standar nasional
Sediakan penutup atau penutup untuk mencegah serpihan dan bahan mudah terbakar lainnya keluar dari baki kabel jika diperlukan.

7) Busbar
 Penghenti api dipasang di setiap lantai jika busbar memiliki penutup insulasi yang mudah terbakar.
 penghenti api tidak dipasang di setiap lantai tetapi busbar memiliki ketahanan api yang sama dengan lantai.

8) Operasional dan perawatan panel listrik
 Inspeksi tahunan telah dilakukan
Pembersihan dan pemeriksaan dilakukan

9) Sistem Peringatan kebakaran
 Terhubung secara otomatis ke ruang kendali pusat dan pos jaga keamanan
 Terhubung secara otomatis ke ruang kontrol pusat
 Sistem alarm kebakaran menyala secara manual atau di bawah standar

Penulis adalah Risk Engineer & Analyst

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Generali Indonesia Bukukan Pendapatan Premi Neto Rp671,88 Miliar di Kuartal I/2023
Next Post Membahas Sistem Underwriting Bersama Nichole Lecher

Member Login

or