1
1

APPI Yakin Perusahaan Pembiayaan Tetap Punya Ruang untuk Bertumbuh

Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno. | Foto: CSUL Finance

Media Asuransi, JAKARTA – Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menyatakan kondisi saat ini masih belum stabil walaupun telah berlalunya pemilu dan Lebaran. Hal tersebut disebabkan 80 persen rakyat Indonesia mendahulukan pemenuhan kebutuhan pangan dan saat ini memang harga pangan sedang meningkat.

“Seperti beras yang meningkat sebesar 35 persen, sehingga prioritas debitur memprioritaskan membeli kebutuhan pangan,” kata Suwandi, dikutip dari keterangan tertulis BRI Finance, Senin, 15 Juli 2024.

Menurut Suwandi, perusahaan pembiayaan di Indonesia dinilai masih jauh di bawah perusahaan pembiayaan di Jepang. Model bisnis perusahaan pembiayaan di Indonesia masih seperti perusahaan pembiayaan di Jepang pada 1970.

Dengan demikian, Suwandi meyakini, perusahaan pembiayaan di Indonesia masih memiliki banyak ruang untuk bisa lebih berkembang dan lebih maju. Ia menambahkan perusahaan pembiayaan di Indonesia masih memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan kinerja pertumbuhan dengan model bisnis yang berkembang dan maju.

“Produk-produk pembiayaan terus berinovasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat selain pembiayaan kendaraan bermotor seperti refinancing dan ditawarkan kepada debitur yang telah hampir selesai tenor pembiayaannya dan memiliki credit scoring yang baik,” kata Suwandi.

Sementara itu, sebagai rangkaian acara KKB BRI Joint Financing Exhibition, PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) menggelar Talkshow bersama APPI, BRI Danareksa Sekuritas, dan Hyundai Mobil Indonesia dengan tema ‘Strategi Pendanaan Perusahaan Pembiayaan di Tengah Ketatnya Likuiditas dan Pemburukan Kualitas Pembiayaan‘.

|Baca juga: Nantikan Suku Bunga The Fed Turun, Begini Strategi Investasi Saham yang Tepat!

Acara itu sebagai bentuk dukungan BRI Finance dalam meningkatkan literasi dan inklusi perusahaan pembiayaan. Hadir pada talkshow tersebut yakni ketiga narasumber yaitu Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno, Equity Analyst BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) Richard Jerry, serta President Director Group Dealer Hyundai Mobil Indonesia Denny Siregar.

Kemudian ada Direktur Utama BRI Finance Wahyudi Darmawan sebagai moderator pada talkshow tersebut. Turut hadir Jajaran Direksi BRI Group dan seluruh Insan BRILiaN BRI Group baik online maupun offline. Kehadiran para narasumber yang ahli dibidanganya ini dapat memberikan pemahaman terkait strategi pendanaan perusahaan pembiayaan.

Wahyudi Darmawan mengatakan dampak dari ketidakstabilan kondisi ekonomi global dan domestik yang masih belum stabil tercermin pada peningkatan Non Performing Finance (NPF) di sektor perusahaan pembiayaan, sehingga menuntut perusahaan pembiayaan agar terus mengembangkan bisnis modelnya.

”Kondisi saat ini menuntut perusahaan pembiayaan di Indonesia untuk mengembangkan bisnis model yang maju,” tuturnya.

Di tengah perlambatan industri otomotif hingga Mei 2024 yang masih menurun sekitar 19 persen, Equity Analyst BRIDS Richard Jerry menambahkan, segmen mobil bekas masih meningkat dari 2020–2023. Sehingga untuk penurunan penjualan tidak bisa digeneralisasi penjualan mengalami penurunan.

“Untuk acara otomotif seperti GIAS memiliki potensi untuk mendongkrak penjualan mobil baru. Perlambatan industri otomotif di semester pertama ini dikarenakan adanya pemilu dan libur Lebaran yang panjang. Diharapkan di semester II ini penjualan otomotif akan kembali menunjukan peningkatan,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post IHSG Diprediksi Mixed, Ajaib Sarankan Koleksi Saham SMGR, MIKA, ARTO
Next Post BEI Luncurkan Indeks Baru IDX Cyclical Economy 30

Member Login

or