1
1

BFI Finance (BFIN) Cetak Pertumbuhan Piutang 14,2% hingga Semester I/2025

Ilustrasi. | Foto: BFI Finance

Media Asuransi, TANGERANG SELATAN – Perusahaan pembiayaan PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) atau BFI Finance membukukan piutang pembiayaan dikelola atau managed receivables sebesar Rp25,6 triliun di semester I/2025. Pencapaian itu mengalami kenaikan 14,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Kenaikan ini juga didukung oleh penyaluran pembiayaan baru yang meningkat 19,9 persen secara tahunan sehingga menjadi Rp10,9 triliun periode Januari hingga Juni 2025. Rapor kinerja sampai 30 Juni 2025 juga mencatat kenaikan total aset sebesar 4,3 persen secara tahun ke tahun (yoy), yakni menjadi Rp25,3 triliun hingga Juni 2025.

Berdasarkan total managed receivables, komposisi piutang dikelola terbanyak adalah pembiayaan otomotif 76,0 persen yang meliputi skema pembiayaan kembali dan kredit pembelian unit roda empat melalui rekanan showroom.

|Baca juga: Laba Bersih Bank Jago (ARTO) Naik 154% Jadi Rp127 Miliar di Semester I/2025

|Baca juga: DPK Bank Jago Tumbuh 51% Jadi Rp22,4 Triliun hingga Juni 2025

Di samping itu, porsi pembiayaan alat berat dan mesin tercatat sebesar 14,9 persen, diikuti oleh pembiayaan berjaminan sertifikat properti sebesar 5,2 persen, dan pembiayaan syariah sebesar 3,9 persen. Ragam layanan pembiayaan tersebut melayani aneka kebutuhan konsumen, antara lain untuk modal kerja, investasi, dan multiguna.

Porsi pembiayaan produktif untuk modal kerja dan investasi mendominasi sebesar 78,1 persen dari total piutang dikelola. Hal ini menunjukkan BFI Finance turut berkontribusi positif terhadap peningkatan taraf hidup konsumen, termasuk individu, pelaku UMKM, dan perusahaan besar.

Kinerja yang optimal ini dibarengi dengan rasio-rasio keuangan penting yang sehat. Per 30 Juni lalu, rasio pembiayaan bermasalah (NPF) perusahaan berada di level bruto 1,63 persen dan level neto 0,30 persen.

Rasio NPF ini mengalami sedikit peningkatan, namun masih jauh lebih baik dari rerata industri pembiayaan yang berada di level bruto 2,57 persen per Mei 2025 berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Adapun NPF coverage tercatat 2,4x dari nilai NPF bruto dan berhasil mempertahankan gearing ratio yang rendah sebesar 1,3x.

Dari sisi pendapatan dan profitabilitas, BFI Finance meraup total income senilai Rp3,3 triliun atau tumbuh sebesar 6,2 persen yoy. Kenaikan pendapatan ini juga diiringi pertumbuhan laba bersih yang mencapai 11,1 persen yoy menjadi Rp762,2 miliar. Sementara Return on Asset (RoA) dan Return on Equity (RoE) masing-masing sebesar 7,5 persen dan 14,5 persen.

Pertumbuhan yang dicatat oleh perusahaan adalah sebuah optimisme di tengah berbagai tekanan dan risiko penurunan kualitas pembiayaan yang sedang dihadapi oleh industri, sebagai akibat dari melemahnya daya beli karena pendapatan masyarakat yang menurun.

|Baca juga: Kredit UMKM Lesu hingga NPL Tinggi, Begini Respons OCBC (NISP)!

|Baca juga: Bank Mandiri (BMRI) Catat Transaksi QRIS Antarnegara di Livin’ by Mandiri Tumbuh 3 Kali Lipat

Presiden Direktur BFI Finance Sutadi mengungkapkan ketidakpastian global dan dinamika pasar domestik sedikit banyak menguji daya tahan BFIN dalam menjaga kestabilan pertumbuhan bisnis. Alhasil, BFIN pun terus proaktif dan adaptif dalam menghadapi perubahan pasar.

“Konsisten dalam menerapkan good corporate governance, pengelolaan manajemen risiko yang efektif, dan peningkatan layanan baik digital maupun offline terus kami lakukan guna memperkuat posisi dalam kondisi ekonomi yang fluktuatif,” ujar Sutadi, dikutip dari keterangan resminya, Senin, 28 Juli 2025.

Pertumbuhan yang dicatatkan oleh BFI Finance ini turut diiringi dengan komitmennya kepada para pemegang kepentingan, khususnya mereka yang mempercayakan investasinya kepada perusahaan. Di kuartal dua lalu, BFI Finance telah menyelesaikan pembagian dividen total senilai Rp902,4 miliar untuk tahun buku 2024 berdasarkan keputusan RUPSTLB.

Keputusan lainnya adalah pengangkatan Tan Rudy Eddywidjaja dan Iwan sebagai direktur baru perusahaan yang berlaku efektif setelah persetujuan OJK. Dalam hal pendanaan, BFI Finance telah melakukan pelunasan pokok dan bunga obligasi kepada Pemegang Obligasi Berkelanjutan V Tahap IV Tahun 2023 Seri B senilai Rp385 miliar yang jatuh tempo pada 14 April 2025.

|Baca juga: Rayakan Hari Anak Nasional, Maybank Indonesia (BNII) Ajak Siswa Belajar Kelola Uang Sejak Dini

|Baca juga: OJK dan Kemenkeu Kompak Dukung Kemajuan Aktuaris di Indonesia, Ini Buktinya!

Tak hanya itu, perusahaan juga menerbitkan penawaran Obligasi Berkelanjutan VI Tahap II Tahun 2025 senilai Rp1 triliun yang direncanakan akan digunakan untuk modal kerja berupa pembiayaan investasi, modal kerja dan multiguna (selain pembiayaan berbasis syariah).

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Jangan Cuma Fokus Cuan! Perusahaan Hebat Pasti Terapkan Prinsip HAM Ini
Next Post 5 Cara Bertransaksi Digital yang Aman dan Bertanggung Jawab, Sudah Tahu?

Member Login

or