Media Asuransi, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama pelaku industri dan asosiasi terkait akan terus melakukan pendataan dan asesmen menyeluruh atas dampak dari aksi demonstrasi yang terjadi di akhir Agustus hingga awal September 2025. Apalagi, unjuk rasa tersebut sempat ricuh dan merusak sejumlah fasilitas umum.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (KE PVML) OJK Agusman membenarkan OJK bersama pelaku industri dan asosiasi terkait akan terus melakukan pendataan dan asesmen menyeluruh atas dampak dinamika di domestik dalam beberapa hari terakhir.
|Baca juga: KPPU Tuduh Pindar Lakukan Kartel Suku Bunga, Bos OJK Buka Suara!
“Termasuk potensi peningkatan Non Performing Finance atau NPF,” kata Agusman, dikutip dari jawaban tertulisnya, Senin, 8 September 2025.
Mencermati situasi terkini, tambahnya, OJK akan terus meningkatkan monitoring dan komunikasi dengan industri PVML untuk meyakini pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan dengan baik, termasuk dalam memberikan kemudahan akses pembiayaan bagi UMKM.
Bagi debitur yang terkena dampak secara material dari situasi terkini dan berpengaruh terhadap kemampuan pembayaran pinjamannya, industri PVML yang terkait didorong memberikan relaksasi pembayaran pinjaman antara lain dengan melakukan restrukturisasi dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan pelindungan terhadap nasabah sesuai ketentuan.
|Baca juga: Helikopter PK-RGH Milik Eastindo Air Hilang Kontak, Pengamat Ingatkan Pentingnya Punya Asuransi Penerbangan
|Baca juga: OJK Catat IHSG Sempat Tembus Level Tertinggi di Akhir Agustus saat Unjuk Rasa Memanas
Ia menambahkan dalam upaya terus mengembangkan industri PVML dan memberikan kemudahan bagi masyarakat khususnya segmen UMKM untuk mengakses pembiayaan, OJK akan melakukan deregulasi ketentuan antara lain berupa memberikan kemudahan pembiayaan bagi calon nasabah perusahaan pembiayaan, perusahaan pembiayaan infrastruktur, dan pergadaian.
“Yang berdasarkan data historis memiliki kualitas pembiayaan non lancar yang tidak material, sepanjang calon nasabah tersebut dinilai masih memiliki kemampuan membayar angsuran dan selaras dengan risk appetite lembaga jasa keuangan yang bersangkutan,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
