Media Asuransi, JAKARTA – Psychology Today menyebutkan doom spending adalah istilah untuk perilaku seseorang yang berbelanja tanpa berpikir panjang dengan tujuan menenangkan diri dari rasa pesimistis terhadap masa depan. Pada dasarnya, doom spending merupakan perilaku membelanjakan uang untuk kesenangan jangka pendek dan instan.
Mengutip laman Ruang Menyala milik OCBC, Sabtu, 4 Januari 2025, belanja dijadikan sebagai pelarian atas kekhawatiran generasi muda terhadap masa depan. Sebuah studi dari Credit Karma menyebutkan, sebanyak 43 persen generasi milenial dan 35 persen Gen Z menghabiskan uang untuk membuat diri mereka merasa lebih baik dan tenang.
|Baca juga: Pengguna Mobil di Indonesia Didorong Memiliki Asuransi untuk Pelindungan Lebih
|Baca juga: Mobil Bekas atau Mobil Baru? 8 Hal Ini Perlu Jadi Pertimbangan
Salah satu pemicu tren ini tentu saja adalah media sosial. Mereka merasa khawatir terhadap kondisi keuangan, tetapi memilih untuk belanja sebagai jalan keluar, alih-alih menabung. Menurut Dosen Keuangan di King’s Business School Ylva Baeckström, fenomena ini terjadi karena generasi muda selalu daring dan terus-menerus terpapar berita buruk.
Dampak negatif doom spending tentunya harus dihindari. Jadi, jika kamu merasa selama ini doom spending, yuk hentikan sekarang juga. Kamu bisa ikuti beberapa cara berikut ini:
1. Buat anggaran dan patuhi
Langkah pertama untuk berhenti dari kebiasaan doom spending adalah menyusun anggaran yang jelas dan realistis. Identifikasi pengeluaran wajib, kebutuhan, dan keinginan. Tetapkan batas pengeluaran untuk setiap kategori dan pantau pengeluaran secara berkala. Gunakan aplikasi keuangan atau jurnal harian untuk mempermudah pengelolaan uang.
|Baca juga: Menjaga Kesehatan Financial dengan selalu mengevaluasi polis asuransi secara berkala
|Baca juga: Tax Due Diligence, Langkah Penting Sebelum Akuisisi Bisnis
2. Berikan jeda sebelum membeli
Sebelum membeli sesuatu, terapkan aturan tunggu 24 jam. Beri waktu untuk memikirkan kembali apakah barang atau jasa tersebut benar-benar diperlukan. Kebiasaan ini membantu mengurangi keputusan impulsif dan memastikan pengeluaran lebih terarah.
3. Batasi akses ke godaan belanja
Unsubscribe dari email promosi, kurangi penggunaan media sosial yang menampilkan iklan menarik, atau hindari mengunjungi situs belanja daring tanpa tujuan jelas. Dengan membatasi paparan terhadap promosi dan diskon, kamu akan lebih mudah mengendalikan keinginan belanja yang tidak perlu.
4. Prioritaskan tujuan keuangan jangka panjang
Tentukan tujuan keuangan yang ingin dicapai, seperti menabung untuk dana darurat, investasi, atau membeli aset berharga. Tuliskan tujuan tersebut dan jadikan motivasi untuk mengelola pengeluaran dengan lebih bijak.
|Baca juga: Survei Populix: Liburan Akhir Tahun Capai Puncak di Awal Januari 2025
|Baca juga: Tips Memilih Asuransi Perjalanan Terbaik ala Allianz
Selain keempat cara itu, kamu juga perlu meningkatkan literasi keuangan yang akan membuatmu terbuka soal pentingnya memanajemen uang sebaik mungkin.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News