1
1

4 Siasat agar Membayar Pinjaman Tidak Jadi Beban bagi Karyawan

Ilustrasi. | Foto: Setkab

Media Asuransi, JAKARTA – Pinjaman pribadi atau personal loan kini semakin mudah diakses. Proses cepat, syarat ringan, dan kemudahan lewat aplikasi membuat banyak orang, termasuk karyawan, tergoda untuk mengambil pinjaman. Apalagi, kebutuhan mendesak seperti biaya kesehatan, pendidikan anak, atau renovasi rumah sering datang tanpa aba-aba.

Namun, kemudahan itu sering kali jadi pedang bermata dua. Tanpa perencanaan matang, pinjaman bisa berubah dari solusi jadi beban yang menyesakkan, apalagi jika cicilan menggerus sebagian besar gaji bulanan. Lalu, bagaimana agar pinjaman tidak menjadi beban, khususnya bagi karyawan yang harus mengandalkan gaji bulanan?

|Baca juga: Begini Cara Mengatasi Rekening Bocor agar Kerugian Tidak Bertambah

|Baca juga: Jangan Sampai Salah Lagi, Berikut 6 Prinsip Dasar Asuransi yang Wajib Dipahami!

Mengutip Bank Neo Commerce, Sabtu, 25 Oktober 2025, berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan:

1. Hindari gali lubang tutup lubang

Kesalahan klasik yang sering terjadi adalah mengambil pinjaman baru untuk menutup cicilan lama. Bagi karyawan, strategi ini biasanya muncul karena gaji habis sebelum akhir bulan. Contoh sederhana: Seorang karyawan punya cicilan Rp3 juta per bulan, tapi karena kebutuhan tak terduga, ia pinjam lagi Rp2 juta untuk menutup kekurangan. Hasilnya? Utang makin menumpuk dan potongan gaji bulan depan jadi makin berat. Solusi terbaiknya adalah dengan evaluasi ulang pengeluaran, fokus melunasi utang dengan bunga tertinggi dulu, dan jangan menambah beban baru.

2. Gunakan pinjaman untuk hal produktif

Pinjaman seharusnya dipandang sebagai alat, bukan sekadar penolong gaji menjelang akhir bulan. Gunakan pinjaman untuk kebutuhan yang memberi nilai tambah seperti renovasi rumah agar lebih layak huni dan nilainya meningkat, biaya kursus atau pendidikan untuk meningkatkan kompetensi kerja, dan modal usaha sampingan yang bisa menambah arus kas. Sebaliknya, menggunakannya untuk barang konsumtif seperti gadget terbaru atau liburan mewah hanya akan membuat cicilan terasa makin berat tanpa manfaat jangka panjang.

|Baca juga: 5 Akibat Tidak Punya Pengeluaran Harian, yang Terakhir Paling Berisiko!

|Baca juga: Wajib Baca! Ternyata Ini Penyebab Renovasi Rumah Rawan Buat Tabungan Jebol

3. Siapkan dana darurat

Banyak karyawan kesulitan bayar cicilan bukan karena gaji kecil, tapi karena tidak punya cadangan dana ketika keadaan darurat datang. Itulah pentingnya dana darurat sebesar 3–6 kali pengeluaran bulanan. Misalnya, jika pengeluaran bulanan Rp6 juta maka dana darurat idealnya Rp18–36 juta. Dengan begitu, ketika ada biaya rumah sakit atau kebutuhan mendadak lainnya, kamu tidak perlu langsung menambah utang baru.

4. Pertimbangkan pelunasan dipercepat

Jika ada bonus tahunan, THR, atau komisi tambahan, manfaatkan sebagian untuk mempercepat pelunasan pinjaman. Meskipun ada penalti pelunasan dini, sering kali jumlah penalti masih lebih kecil dibanding total bunga yang bisa dihemat. Dengan begitu, kamu bisa lebih cepat lepas dari jerat cicilan dan arus kas bulanan jadi lebih lega.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Astra Life Bayarkan Santunan untuk Nasabah Permata Bank 
Next Post Intip 5 Langkah Mudah Buat QRIS Sendiri untuk UMKM, Anti Ribet!

Member Login

or