Media Asuransi, JAKARTA – Amar Bank melihat dua peluang besar di perfilman nasional yang bisa berkembang lebih jauh lewat kolaborasi dengan sektor finansial digital. Tren co-production kini makin marak di industri film Indonesia. Banyak rumah produksi menggandeng mitra lokal maupun internasional demi memperluas pasar dan memperkuat daya saing.
Kolaborasi produksi membuka peluang menarik bagi perbankan. Dengan menyediakan pembiayaan fleksibel dan risiko yang lebih terukur, bank digital bisa mendukung kualitas film tetap terjaga sekaligus menghadirkan solusi finansial yang mempermudah pengelolaan keuangan sepanjang proses pembuatan film.
|Baca juga: Amar Bank (AMAR) Cetak Pertumbuhan Laba Tertinggi Sejak Awal Operasional
“Amar Bank ingin menghadirkan solusi yang memudahkan rumah produksi dalam mengelola keuangan bersama mitra co-production mereka. Ini bukan hanya soal pendanaan, tetapi juga tentang membangun sistem pengelolaan keuangan yang transparan dan kolaboratif, yang memungkinkan para pembuat film, produser, dan investor bekerja sama dengan tingkat kepercayaan dan efisiensi yang lebih tinggi,” ujar SVP MSME, Amar Bank Josua Sloane, dalam keterangannya, Kamis, 26 November 2025.
|Baca juga: Menkeu Purbaya Heran BTN Minta Tambahan Dana SAL, Dirut Nixon Buka Suara!
Permasalahan pendanaan masih menjadi tantangan besar bagi industri film. Proses meyakinkan investor sering memakan waktu, sementara dana yang terkumpul kerap belum cukup menutup seluruh kebutuhan produksi. Ketidakpastian pengembalian investasi juga membuat akses pendanaan semakin terbatas, padahal di tahap pra-produksi saja biaya seperti lokasi, peralatan, kostum, dan kru sudah harus disiapkan.
Menjawab peluang tersebut, Amar Bank melihat bahwa peran bank digital dapat berkembang lebih jauh dari sekadar penyedia pendanaan. Menurutnya, melihat tantangan di industri kreatif sebagai peluang untuk tumbuh bersama para pelakunya. Melalui pendekatan digital yang mudah dan fleksibel, Amar Bank membantu para pelaku usaha kreatif, termasuk industri film untuk mendapatkan akses pendanaan yang sesuai dengan kebutuhan mereka hingga Rp5 miliar.
Kolaborasi antara bank digital dan industri kreatif menegaskan bahwa masa depan ekonomi kreatif tidak hanya ditentukan oleh ide besar, tetapi juga oleh infrastruktur digital yang mampu memperkuat ekosistemnya.
Editor: Wahyu Widiastuti
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
