1
1

Bank DBS Alihkan Portofolio Investasi Imbas Tarif AS

Chief Investment Officer Bank DBS Hou Wey Fook. | Foto: DBS Group

Media Asuransi, JAKARTA – Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) untuk memberlakukan tarif yang cukup tinggi terhadap sejumlah negara memberikan guncangan keras bagi perekonomian dunia. Kondisi ini pada akhirnya memengaruhi keputusan para investor menempatkan dananya di instrumen investasi.

“Pada awal kuartal pertama, kami memperkirakan 2025 akan menjadi tahun yang ditandai dengan volatilitas. Benar saja, tahun itu dimulai dengan cara dramatis karena Presiden Trump tidak membuang waktu melancarkan agenda kebijakannya,” kata Chief Investment Officer Bank DBS Hou Wey Fook, dalam DBS Chief Investment Officer (CIO) Insights, Rabu, 9 April 2025.

|Baca juga: RUPST 2025 Permata Bank (BNLI) Setujui Tebar Dividen Rp1,08 Triliun

|Baca juga: Qatar Gandeng BTN (BBTN) Gelontorkan US$2 Miliar Bangun 100 Ribu Unit Hunian di Indonesia

Hou Wey Fook mengungkapkan kekhawatiran yang berkembang seputar perluasan tarif, ditambah kebijakan imigrasi dan upaya Departemen Efisiensi Pemerintah atau Department of Government Efficiency’s (DOGE) untuk memangkas jumlah pegawai federal telah meredam kepercayaan konsumen dan memicu kekhawatiran pertumbuhan ekonomi.

Sejak awal euforia pasar usai kemenangan Trump, aset berisiko telah mengalami pemeriksaan realitas dengan S&P membalikkan keuntungannya. Sementara imbal hasil treasury AS dan dolar AS keduanya bergerak turun. Di seberang Atlantik, fondasi hubungan AS-Eropa yang telah lama ada menerima guncangan hebat.

Hal itu, lanjutnya, karena para pemimpin Eropa menyadari dengan dingin aliansi barat sekarang sedang mengalami kehancuran yang parah. Hal ini mendorong momen apa pun yang diperlukan di Jerman (dan sebagai perluasan, Eropa), di mana konservatisme fiskal yang sudah berlangsung lama kini digantikan dengan stimulus yang signifikan.

“Untuk mencerminkan memudarnya keistimewaan AS dan realitas geopolitik baru, kami melakukan dua peralihan portofolio utama untuk kuartal ini,” ucapnya.

|Baca juga: Proyeksi IHSG dan 6 Saham Pilihan yang Bisa Diakumulasi Hari Ini

Peralihan yang dimaksudkan yakni pertama menurunkan ekuitas AS ke underweight tiga bulan sambil mempertahankan overweight 12 bulan; dan mempertahankan pandangan yang meyakinkan tentang teknologi dan perawatan kesehatan AS.

Kedua, menaikkan ekuitas Eropa ke overweight tiga bulan sambil mempertahankan underweight 12 bulan; dan mencari peluang di industri Eropa (subsektor pertahanan), keuangan, perawatan kesehatan, dan teknologi.

Hou Wey Fook menilai peralihan utama ini akan membantu mendiversifikasi dari perdagangan yang ramai dan mengurangi risiko konsentrasi dalam teknologi AS dan Magnificent Seven. “Untuk membangun ketahanan portofolio lebih lanjut, investor disarankan menggandakan perlindungan penurunan melalui paparan terhadap emas dan aset swasta,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Telkom Indonesia (TLKM) Pertahankan Peringkat idAAA dengan Prospek Stabil
Next Post Pemegang Saham Permata Bank (BNLI) Sepakat Tunjuk Anggota DPS Baru

Member Login

or