1
1

Bank DBS Indonesia Sediakan Akses Pendidikan Lebih Luas bagi Penyandang Disabilitas

Gedung Bank DBS Indonesia. | Foto: Bank DBS Indonesia

Media Asuransi, JAKARTA – Berdasarkan data Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK RI) jumlah penyandang disabilitas di Indonesia pada 2023 mencapai 22,97 juta jiwa atau sekitar 8,5 persen dari jumlah penduduk.

Lebih dari itu, dalam studi yang bertajuk ‘Embracing Diversity and Inclusion for All: Landscape Analysis on Children with Disabilities in Indonesia‘ pada 2023, United Nations Children’s Fund (UNICEF) mencatatkan 36 persen anak penyandang disabilitas di Indonesia tidak mengenyam pendidikan. Lalu hanya delapan persen anak tanpa disabilitas menghadapi situasi yang sama.

Kabar baiknya, menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pekerja dengan disabilitas di Indonesia mengalami peningkatan pesat sebesar 160,18 persen dari 277.018 orang pada 2021 menjadi 720.748 orang pada 2022. Jumlah ini mencapai sekitar 0,53 persen dari total penduduk Indonesia yang bekerja, yakni sebanyak 131,05 juta.

|Baca juga: Mandiri Sekuritas Ajak Investasi di Pasar Modal Syariah melalui ST012

Hal ini menunjukkan bertumbuhnya kesadaran perusahaan di Indonesia akan inklusivitas dan kesetaraan di tempat kerja. Namun tentunya, masih banyak hal yang perlu dilakukan agar angka tersebut dapat terus naik setiap tahun.

Memahami hal tersebut, Bank DBS Indonesia bersama dengan Koneksi Indonesia Inklusif (Konekin) meluncurkan DBS Bersiap, sebuah program kolaboratif yang bertujuan menyediakan akses pendidikan yang lebih luas bagi penyandang disabilitas di seluruh Indonesia. Kemitraan ini selaras dengan tema Hari Pendidikan Nasional 2024 yang dirayakan setiap 2 Mei.

DBS Bersiap diikuti oleh 50 mahasiswa yang terdiri dari 58 persen peserta dengan disabilitas sensorik (low vision, tuna netra total, tunarungu, tunawicara, dan keterbatasan panca indera lainnya), dan sebanyak 28 persen merupakan penyandang disabilitas fisik (pengguna tongkat, kursi roda, tangan/kaki palsu, dan memiliki keterbatasan fisik lainnya).

Kemudian 14 persen disabilitas mental (autisme, Asperger, Attention Deficit Hyperactivity Disorder/ADHD, bipolar, dan keterbatasan sosial lainnya). “Kami percaya setiap individu berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas,” kata Head of Group Strategic Marketing and Communications Bank DBS Indonesia Mona Monika, dikutip dari keterangannya, Senin, 6 Mei 2024.

Dengan kolaborasi bersama Konekin dalam program DBS Bersiap, tambahnya, serta dengan kontribusi karyawan Bank DBS Indonesia, DBS berkomitmen mengembangkan program bimbingan yang inklusif dengan memerhatikan kebutuhan dan potensi masing-masing individu.

“Hal ini sejalan dengan pilar keberlanjutan kami yang ketiga, yakni Impact Beyond Banking, di mana kami memfokuskan upaya untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat luas, termasuk bagi para penyandang disabilitas,” ucapnya.

Keberadaan program ini merupakan wujud partisipasi aktif Bank DBS Indonesia dalam menjembatani ketimpangan terhadap akses pembelajaran bagi penyandang disabilitas. Hal ini pun menegaskan komitmen Bank DBS Indonesia dalam menjunjung tinggi Diversity, Equity, dan Inclusivity (DEI) sebagai realisasi pilar keberlanjutan Impact Beyond Banking.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post REVIEW SEPEKAN: Kapitalisasi Pasar Saham Tembus Rp12.012 Triliun
Next Post Integrasi Jaringan Ekosistem Diganjar Peringkat idA- oleh Pefindo

Member Login

or