1
1

Bank Mandiri (BMRI) Catat Kredit Tumbuh 13,1% Jadi Rp1.452 Triliun hingga November 2025

Gedung Bank Mandiri. | Foto: Bank Mandiri

Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) atau Bank Mandiri mencatat penyaluran kredit secara bank only di akhir November 2025 tumbuh sebanyak 13,1 persen secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi Rp1.452 triliun. Angka itu melampaui rata-rata pertumbuhan kredit secara industri.

Pertumbuhan ini juga ditopang peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 15,9 persen secara tahunan menjadi Rp1.584 triliun. Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga atau Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Mandiri terjaga optimal pada kisaran 91 persen, mencerminkan likuiditas yang sehat serta kapasitas ekspansi pembiayaan yang masih terbuka hingga akhir tahun.

Sejalan dengan pertumbuhan kredit yang positif, total aset Bank Mandiri (bank only) per November 2025 turut naik hingga mencapai Rp2.120 triliun atau tumbuh 14,6 persen secara tahunan. Kinerja tersebut menegaskan daya tahan model bisnis di tengah dinamika global.

“Termasuk volatilitas pasar keuangan, normalisasi likuiditas, serta penyesuaian suku bunga,” kata Direktur Finance and Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini, dikutip dari keterangan resminya, di Jakarta, Selasa, 16 Desember 2025.

Menurut Novita, perkembangan ini mencerminkan kondisi likuiditas pasar yang semakin kondusif serta pengelolaan struktur pendanaan yang lebih efisien seiring meredanya kompetisi dana pihak ketiga. Bank berlogo pita emas ini juga menilai perbaikan tersebut menjadi sinyal positif bagi keberlanjutan margin ke depan.

|Baca juga: WHO Sebut Indonesia Bisa Pastikan Setiap Orang Akses Layanan Kesehatan Tanpa Kesulitan Finansial

|Baca juga: Estimasi Klaim Asuransi di Daerah Bencana Alam Sumatra Mencapai Rp567,02 Miliar

“Perbaikan biaya pendanaan memberikan ruang bagi kami untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan profitabilitas. Fokus kami tetap pada kualitas pendanaan dan pengelolaan likuiditas yang prudent,” ujarnya.

Akselerasi kinerja juga tercermin pada pendapatan nonbunga. Per November 2025, pendapatan nonbunga tumbuh 12,1 persen secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan dengan capaian dua bulan sebelumnya. Pertumbuhan ini terutama didorong peningkatan transaksi digital serta optimalisasi solusi keuangan berbasis kebutuhan nasabah.

Kontribusi transaksi digital yang bersifat recurring terus meningkat dan menjadi pendorong utama fee based income, dengan pertumbuhan sekitar 14 persen secara tahunan, terutama didukung oleh fee Livin’ by Mandiri yang tumbuh mencapai 19,8 persen secara tahunan.

“Di sisi lain, solusi treasury mencatat pertumbuhan sekitar 55 persen secara tahunan yang terutama didorong oleh fee dari peningkatan aktivitas trading & client services,” tukasnya.

Dari sisi efisiensi, pengelolaan biaya yang efektif turut mendorong penurunan operating expenses (opex) sebesar 20,2 persen secara bulanan. Rasio biaya terhadap pendapatan atau Cost to Income Ratio (CIR) juga tetap terjaga pada level optimal sebesar 42,97 persen.

“Sejalan dengan perbaikan produktivitas dalam menghasilkan laba melalui peningkatan Net Interest Income (NII) dan fee based income,” ujarnya.

Non Performing Loan

Sedangkan rasio Non Performing Loan (NPL) Bank Mandiri tercatat 0,99 persen per November 2025 dan menunjukkan perbaikan yang konsisten, didukung oleh tingkat pencadangan yang memadai dengan coverage ratio mencapai sekitar 260 persen.

“Kualitas aset yang terjaga tersebut mendorong penurunan beban pencadangan sebesar 36 persen secara tahunan, yang secara langsung memberikan ruang bagi penguatan kinerja laba,” jelasnya.

Novita menegaskan fokus perseroan ke depan tetap pada keberlanjutan kinerja jangka panjang. Dengan fundamental bisnis yang terjaga, tambahnya, Bank Mandiri optimistis dapat mempertahankan kinerja yang solid hingga akhir tahun.

“Sekaligus menyiapkan basis pertumbuhan yang sehat untuk periode berikutnya melalui penguatan strategi bisnis dan digitalisasi, serta likuiditas, kualitas aset, dan permodalan yang berada pada level yang memadai,” pungkas Novita.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bencana Alam Sumatra Kuak Besarnya Protection Gap
Next Post Survei Bank Indonesia: Penjualan Eceran Diperkirakan Meningkat

Member Login

or