Media Asuransi, JAKARTA – Bank Mega Syariah melakukan penandatanganan Perjanjian Induk Lindung Nilai Syariah (PIDI Syariah) bersama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI di acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025, pada Jumat, 10 Oktober 2025.
Melalui perjanjian ini, kedua bank sepakat untuk memiliki kerangka hukum yang jelas dalam pelaksanaan transaksi lindung nilai, sehingga dapat membantu memitigasi risiko fluktuasi nilai tukar terutama pada transaksi dengan tenor jangka menengah hingga panjang.
|Baca juga: Gojek Perluas Program Beasiswa, Buka Akses Kuliah S1 bagi Anak Mitra Driver
Direktur Utama Bank Mega Syariah Yuwono Waluyo menjelaskan penandatanganan ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat kerja sama antarbank syariah, khususnya dalam penyediaan instrumen lindung nilai (hedging) yang sesuai prinsip syariah.
Harapannya, risiko fluktuasi kurs terhadap produk atau pembiayaan yang melibatkan mata uang asing dapat diminimalkan. Pada akhirnya, hal ini berkontribusi pada layanan keuangan yang lebih stabil, kompetitif, dan berkelanjutan bagi nasabah.
Ia menambahkan perjanjian ini menjawab kebutuhan lembaga keuangan syariah untuk memiliki instrumen mitigasi risiko terhadap pergerakan nilai tukar, terutama dalam transaksi yang bersifat kompleks dan berjangka panjang. Selama ini, transaksi lindung nilai syariah memerlukan dasar perjanjian yang jelas.
“Agar dapat dilakukan secara efisien, sesuai regulasi, dan tetap memenuhi prinsip syariah. Dengan adanya PIDI Syariah, Bank Mega Syariah dan BSI dapat melakukan transaksi hedging secara lebih terstruktur dan prudent,” ungkap Yuwono, dikutip dari keterangan tertulisnya, Jumat, 10 Oktober 2025.
Dengan perjanjian ini, diharapkan dapat mendorong peningkatan Fee Based Income (FBI) Bank Mega Syariah, khususnya dari komponen transaksi valas. pada Agustus 2025, FBI dari transaksi valas meningkat 27,5 persen dibandingkan dengan posisi Juli 2025.
Pada sesi Business Deals gelaran ISEF 2025, Bank Mega Syariah juga menandatangani perjanjian kerja sama pembiayaan dengan plafon lebih dari Rp1 triliun dengan empat nasabah besar, yaitu PT Len Railway Systems, PT Mitra Stania Prima, Yayasan Pendidikan Graha Ganesha, dan Yayasan Insan Madina.
|Baca juga: Baru Sebulan Disalurkan, Dana Rp10 Triliun Pemerintah di BSI Sudah Terserap 50%
|Baca juga: Airlangga Ajak Pesantren Menabung Emas untuk Perkuat Ekonomi Syariah
Direktur Bisnis Bank Mega Syariah Rasmoro Pramono Aji (Oney) menyampaikan kerja sama pembiayaan ini merupakan bentuk komitmen Bank Mega Syariah dalam mendukung pertumbuhan sektor riil melalui pembiayaan yang sesuai prinsip syariah.
Melalui penandatanganan ini, Bank Mega Syariah memperluas jangkauan pembiayaan ke berbagai sektor strategis, mulai dari infrastruktur, pertambangan, hingga pendidikan. “Sinergi ini sejalan dengan fokus Bank Mega Syariah untuk berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui ekosistem keuangan syariah,” ujarnya.
Kinerja pembiayaan Bank Mega Syariah terus menunjukkan pertumbuhan positif. Hingga Agustus 2025, total pembiayaan tercatat mencapai lebih dari Rp9,21 triliun, tumbuh 25,2 persen secara tahunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ini didorong oleh tren penurunan tingkat suku bunga acuan BI-Rate, yang memberikan ruang ekspansi pembiayaan lebih luas bagi perbankan. Selain itu, peningkatan pembiayaan juga ditopang oleh kesadaran masyarakat yang semakin tinggi terhadap layanan dan produk perbankan syariah.
Kondisi itu tercermin dari data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025: indeks literasi keuangan syariah mencapai 43,42 persen, sementara indeks inklusi keuangan syariah sebesar 13,41 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan 2024 yang masing-masing berada di level 39 persen dan 12 persen.
“Sesuai tema ISEF tahun ini yaitu ‘Muda, Taqwa, Berdaya – Gaya Hidup Halal untuk Kesejahteraan dan Peradaban Islam‘, Bank Mega Syariah berharap dapat berkontribusi aktif dalam mendorong gaya hidup halal di kalangan masyarakat, untuk berbagai generasi melalui berbagai layanan dan produk keuangan yang inovatif,” pungkas Oney.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News