1
1

Bank Mega Syariah Susun Strategi Jitu Hadapi Kenaikan PPN di 2025

Ilustrasi. | Foto: Bank Mega Syariah

Media Asuransi, JAKARTA – Kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 1 Januari 2025 diproyeksikan memberikan tekanan terhadap daya beli masyarakat. Penurunan daya beli ini dapat berdampak terhadap penurunan permintaan pembiayaan, terutama di segmen konsumer, mikro, dan UMKM.

Selain menurunkan pertumbuhan kredit, dampak dari kenaikan PPN juga berpotensi memengaruhi kualitas aset perbankan di ketiga segmen tersebut akibat meningkatnya risiko gagal bayar. Hal ini menjadi tantangan signifikan bagi industri perbankan, terutama dalam menjaga pertumbuhan kredit dan kualitas portofolio pembiayaan.

|Baca juga: Dedi Mulyadi Klaim Unggul di Hitung Cepat Pilgub Jawa Barat 2024

|Baca juga: Koalisi Indonesia Maju Plus Mendominasi Pilkada Serentak 2024

Risk Management Division Head Bank Mega Syariah Rundi Dhema Perkasa mengatakan Bank Mega Syariah terus memantau kondisi pasar dan ekonomi secara aktif serta menyesuaikan strategi bisnis dengan tren yang tengah berkembang.

Dalam menghadapi potensi perlambatan di segmen tertentu, lanjutnya, Bank Mega Syariah telah mempersiapkan diversifikasi portofolio pembiayaan yang lebih luas, termasuk memperkuat segmen yang memiliki risiko lebih rendah dan potensi pertumbuhan yang stabil.

“Bank Mega Syariah telah menerapkan pengelolaan risiko yang komprehensif dan proaktif. Melalui Risk Acceptance Criteria (RAC), kami memastikan pemberian pembiayaan dilakukan dengan sangat selektif berdasarkan prinsip kehati-hatian,” kata Rundi, dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis, 28 November 2024.

“Selain itu, kami secara konsisten menerapkan prinsip 5C yakni character, capacity, capital, collateral, dan condition untuk menilai kelayakan pembiayaan, sehingga risiko gagal bayar dapat diminimalkan,” tambah Rundi.

|Baca juga: Jelajahi Peluang Investasi, Biar Cuan Terdeteksi

|Baca juga: Pramono Anung-Rano Karno Unggul di Quick Count 3 Lembaga Survei Pilkada Jakarta 2024

Dalam menghadapi tantangan ekonomi yang semakin dinamis, Mega Syariah tetap optimistis. Rundi menjelaskan, di 2025, Bank Mega Syariah berkomitmen untuk mempertahankan rasio NPF di bawah risk appetite dan menjaga pertumbuhan pembiayaan yang berkualitas melalui mitigasi risiko yang konsisten dan pengelolaan portofolio yang prudent.

Di tengah berbagai tantangan eksternal, Bank Mega Syariah juga fokus pada pengembangan layanan dan produk yang inovatif. Strategi tersebut bertujuan untuk menjangkau segmen pasar yang lebih luas, khususnya di sektor konsumer, yang mencatatkan pertumbuhan signifikan

Pembiayaan konsumer hingga September 2024 tercatat Rp382,5 miliar, tumbuh 24,07 persen dari September 2023 secara tahunan (YoY). Selain itu, segmen kartu pembiayaan atau Syariah Card juga mencatatkan pertumbuhan sangat baik sebesar 686 persen YoY. Secara keseluruhan, total pembiayaan Bank Mega Syariah mencapai Rp7,2 triliun per September 2024.

Bank Mega Syariah juga menjaga kualitas pembiayaannya dengan rasio Non-Performing Financing (NPF) gross per September 2024 sebesar 0,91 persen, turun dibandingkan dengan posisi September 2023 yang mencapai 0,95 persen.

|Baca juga: Menyusuri Siasat China Memperbesar UMKM dengan Bantuan Perusahaan Asuransi

|Baca juga: Perusahaan Asuransi Harus Adopsi Pendekatan Inovatif untuk Dukung Pertumbuhan Kendaraan Listrik

“Dengan fokus pada inovasi, pengelolaan risiko yang ketat, dan pengembangan portofolio yang sehat, Bank Mega Syariah optimistis strategi yang telah diterapkan akan memperkuat daya tahan bank terhadap tantangan ekonomi di 2025,” pungkas Rundi.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Krom Bank Indonesia (BBSI) Lego Aset ex Kantor Capem Rp2,95 Miliar
Next Post Pemerintah Segera Umumkan Penurunan Harga Tiket Pesawat Jelang Libur Nataru

Member Login

or