Media Asuransi, JAKARTA – Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA Hendra Lembong menegaskan penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) menjadi 5,25 persen belum tentu akan langsung diikuti oleh penurunan suku bunga kredit di seluruh segmen.
“Nah tentu kalau kita lihat di BCA di beberapa tahun sebelumnya, pada saat BI menaikkan suku bunga, di BCA kebanyakan nasabah kita tidak naikkan. Jadi dengan suku bunga turun tidak berarti kita akan turunkan semuanya,” ujar Hendra, dalam konferensi pers secara virtual, Rabu, 30 Juli 2025.
|Baca juga: Dulu Merugi, KB Bank (BBKP) Cetak Laba Bersih Rp373 Miliar di Semester I/2025
|Baca juga: Jalin Health: Kecerdasan Buatan Bantu Industri Kesehatan dan Asuransi
Namun demikian, Hendra mengungkapkan, ada nasabah yang sistem bunganya mengikuti suku bunga pasar, sehingga akan menyesuaikan dengan benchmark seperti JIBOR atau INDONIA. Penyesuaian suku bunga di BCA, menurutnya, dilakukan secara selektif tergantung pada perjanjian kredit masing-masing nasabah.
Terkait proyeksi kredit ke depan, BCA tetap mempertahankan target pertumbuhan kredit di kisaran 6 -8 persen hingga akhir 2025. Meskipun tidak merinci secara segmen, namun BCA optimistis permintaan kredit tetap tumbuh stabil.
“Nah mengenai proyeksi kredit di korporasi dan konsumen ya, tadi secara umum tetap proyeksi kredit kita sudah dijawab sebelumnya 6–8 persen (2025),” kata dia.
Menurutnya, BCA memang tidak menetapkan target spesifik berdasarkan jenis pinjaman karena kondisi di lapangan bisa sangat dinamis. Namun, kisaran tersebut dinilai masih sesuai dengan strategi perusahaan.
Di sisi lain, BCA juga mulai menyesuaikan suku bunga simpanan. Dua pekan lalu, BCA menurunkan bunga deposito sebesar 25 basis poin untuk tenor pendek, namun menaikkan sedikit bunga deposito jangka panjang sebagai insentif.
|Baca juga: Efek Domino Trump Bikin Devisa Ekspor RI Seret, Pemerintah Mulai Panik?
“Kalau tidak salah turun 25 basis poin deposito kita, tapi di tenor yang jangka panjang kita ada naikkan sedikit juga. Jadi untuk nasabah-nasabah kita ada insentif juga untuk menaruh uangnya dalam jangka waktu yang lebih panjang,” jelasnya.
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 15-16 Juli 2025 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen, suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi 4,50 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 6,00 persen.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News