1
1

Begini Ramuan Bank DBS Indonesia Buat Lansia Punya Kontribusi Lebih Bermakna untuk Masyarakat

DBS Foundation Impact Beyond Dialogue. | Foto: Bank DBS Indonesia

Media Asuransi, JAKARTA – Group Head of Strategic Marketing and Communications DBS Bank & Head of DBS Foundation Karen Ngui mengatakan penuaan penduduk bukan sekadar tantangan. Akan tetapi jika dipersiapkan dengan baik justru bisa dilihat sebagai peluang luar biasa.

“Kami percaya setiap individu, termasuk lansia, memiliki potensi berkontribusi bermakna bagi masyarakat,” kata Karen, dikutip dari keterangan tertulisnya, Minggu, 22 Juni 2025.

|Baca juga: OJK Sebut Tidak Ada Revisi Target Pertumbuhan Kredit di 2025 Meski Banyak PHK

|Baca juga: Bos Permata Bank: Ketahanan Bisnis Tidak Hanya Diukur dari Aspek Finansial

Maka dari itu, lanjutnya, prioritas program DBS Foundation saat ini adalah membangun kemitraan dalam menciptakan solusi inovatif untuk mempersiapkan setiap orang menuju masyarakat menua dengan hidup sehat, bermakna, dan penuh martabat, salah satunya melalui Impact Beyond Dialogue.

“Dengan ini, DBS Foundation ingin mengubah narasi dari memandang lansia sebagai beban menjadi bagian dari solusi,” tukasnya.

Indonesia tengah mengalami pergeseran demografis yang krusial. Meski saat ini 69,3 persen penduduk berada dalam usia produktif, namun populasi lansia tumbuh dengan pesat. Menanggapi fenomena itu, DBS Foundation bersama Bank DBS Indonesia menyelenggarakan diskusi lintas sektor.

Diskusi itu bertajuk ‘Impact Beyond Dialogue – Future-Proofing Indonesia: From Demographic Bonus to Ageing Readiness‘. Diskusi ini bertujuan meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya mempersiapkan sistem sosial dan ekonomi yang inklusif terhadap lansia, sekaligus mendorong kolaborasi lintas generasi dan lintas sektor.

Acara ini dihadiri Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono, Group Head of Strategic Marketing and Communications DBS Bank & Head of DBS Foundation Karen Ngui, President Director Bank DBS Indonesia Lim Chu Chong, dan Founder Alzheimer’s Indonesia & Regional Director Asia Pacific Alzheimer’s Disease International DY Suharya.

|Baca juga: Bos AAUI Sampaikan Update Terbaru dari Penyusunan Produk Asuransi Parametrik

|Baca juga: Dorong Perekonomian Indonesia, GoTo Beri Penghargaan untuk 40 Ribu Mitra Gojek dan Gopay

Kemudian dihadiri President Director Living Well Seniors Communities Benjamin Cass, Founder Everest Media & Board Member of Mayapada Hospital Grace Tahir, Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Adrianto Djokosoetono, Entrepreneur & Content Creator Raymond Surya Chin, serta Senior Anchor/Director CNN Indonesia Desi Anwar.

Data oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2023 menunjukkan proporsi lansia meningkat dari 9,78 persen pada 2020 menjadi 11,75 persen atau sekitar 32 juta jiwa. Proyeksinya jelas pada 2030, Indonesia akan resmi memasuki era ageing population dengan lebih dari 14 persen penduduk berusia di atas 60 tahun.

Menjelang puncak Indonesia Emas pada 2045, angka ini diperkirakan mencapai 63 juta jiwa, dengan satu dari lima warga Indonesia akan berusia di atas 60 tahun atau setara dengan 20 persen dari total populasi.

Perubahan struktur demografi di satu sisi membawa tantangan lintas sektor, namun juga membuka peluang strategis dalam pengembangan silver economy, yaitu aktivitas ekonomi yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dan pemberdayaan kelompok lansia.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menekankan bahwa pemerintah tidak hanya berupaya meningkatkan angka harapan hidup, tetapi juga kualitas hidup lansia melalui pendekatan Health-Adjusted Life Expectancy (HALE).

Menurutnya, peningkatan kualitas hidup lansia membutuhkan ekosistem yang inklusif mulai dari kebijakan yang tepat hingga peran aktif masyarakat dan sektor swasta. Ia menambahkan life expectancy orang Indonesia saat ini mencapai 72,39 tahun, tapi HALE-nya baru 63 tahun.

|Baca juga: SEOJK 7/2025 Wajibkan Bentuk MAB, AAUI: Saat Ini Hanya Sebagian yang Siap Memenuhi!

|Baca juga: Skema Co-Payment di SEOJK 7/2025 Dinilai Punya Dampak Negatif, Berikut Lengkapnya!

“Artinya, meskipun usia hidup meningkat, hampir 10 tahun di antaranya belum tentu dalam kondisi sehat. Inilah yang menjadi prioritas Kementerian Kesehatan yakni tidak hanya menaikkan angka harapan hidup, tetapi juga memastikan lansia menjalani hidup yang sehat dan berkualitas,” ucapnya.

President Director Bank DBS Indonesia Lim Chu Chong menekankan inklusivitas lansia harus tercermin dalam solusi perbankan dan layanan pelanggan bagi nasabah. Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2023, hanya 33,53 persen lansia yang memiliki tabungan di lembaga keuangan.

“Data terbaru dari survei kami juga menunjukkan kesenjangan pengetahuan yang serius meski 74 persen orang Indonesia mengaku memiliki rencana pensiun dan 36 persen generasi muda usia 22-27 tahun tidak tahu cara memulai perencanaan pensiun,” ungkap Lim Chu Chong.

Ia menambahkan Bank DBS Indonesia berkomitmen mendampingi nasabah di setiap fase kehidupan melalui solusi perbankan yang mendukung kesiapan pensiun hingga perencanaan kekayaan lintas generasi.

|Baca juga: AAUI Sebut Skema Co-Payment Bisa Tekan Klaim Asuransi, tapi Perlu Perbaikan Ekosistem

|Baca juga: Cetak Cuan di 2024, Paramita Bangun Sarana (PBSA) Tebar Dividen Tunai Rp165 Miliar

“Terlebih lagi, 69 persen masyarakat terbuka untuk bekerja usai pensiun, yang mencerminkan pergeseran mindset dari pensiun sebagai akhir karier menjadi babak baru yang produktif,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post 7 Rahasia Travel Packing Biar Muat Banyak, Kamu Wajib Tahu!
Next Post Mengenal 10 Jenis Katarak dan Bahayanya

Member Login

or