1
1

Berikut Nasihat DBS Group Research untuk Cari Cuan di 2024

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, JAKARTA – Chief Investment Officer DBS Bank Hou Wey Fook menyebutkan imbauan DBS Group Research pada 2023 agar investor menempatkan uang tunai pada instrumen investasi terus membuahkan hasil pada triwulan pertama 2024.

“Ramalan momentum ekonomi AS akan memudar, yang telah banyak diantisipasi, tidak terjadi meskipun imbal hasil obligasi jangka panjang berkisar di level 2008,” kata Hou Wey Fook, dalam acara DBS CIO insights 2Q24, Senin, 1 April 2024.

Bahkan, tambahnya, kombinasi antara pasar tenaga kerja AS yang baik dan pertumbuhan upah yang kuat telah mendorong The Fed untuk menyampingkan kebijakan pemangkasan suku bunga, setidaknya hingga Mei.

Ia menambahkan terlepas dari keengganan The Fed untuk mengumumkan keberhasilan dalam mengatasi inflasi dan ketidakjelasan menyeluruh dalam lini masa kebijakannya, aset-aset berisiko sudah mulai menunjukkan gairah keberhasilan.

|Baca juga: Laba Bersih Naik 31%, CNAF Tebar Dividen Rp129,64 Miliar

“Investor telah memperhitungkan pelonggaran oleh bank sentral AS, yang pada akhirnya akan terjadi tahun ini, dengan S&P500 menguat delapan persen dan selisih imbal hasil obligasi AS berbunga tinggi mengetat sebesar 22 bps,” tuturnya.

Lebih lanjut, berikut imbauan taktis DBS Group Research untuk triwulan mendatang yakni:

Alokasi aset: Obligasi sedikit lebih disukai ketimbang saham

DBS Group Research tetap memilih obligasi ketimbang ekuitas yang menghasilkan pendapatan mengingat rasio risiko dan imbal hasilnya yang menarik. Selisih imbal hasil negatif antara dividen ekuitas AS dan imbal hasil surat utang Pemerintah AS bertenor 10 tahun menekankan daya tarik obligasi dibandingkan dengan saham.

Ekuitas – Mempertahankan peringkat kinerja di atas rata-rata di Asia kecuali Jepang

Di sektor saham, DBS Group Research mempertahankan peringkat kinerja di atas rata-rata untuk saham Asia kecuali Jepang karena pasar yang terpuruk mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan, dipimpin oleh Tiongkok. Meskipun Tiongkok terus membayang-bayangi prospek global, pertemuan kebijakan di Tiongkok baru-baru ini memberikan ruang untuk optimisme, mengingat fokus pada penyelesaian ketidakseimbangan struktural, mendorong investasi dan konsumsi domestik, mengisyaratkan dukungan kebijakan untuk mempertahankan momentum pertumbuhan Tiongkok.

Obligasi – Tetap positif untuk kredit, faktor-faktor menguntungkan tetap pada kredit berperingkat A/BBB di segmen berdurasi 3-5 tahun

Obligasi dengan imbal hasil tinggi merupakan indikasi akan imbal hasil yang baik di masa mendatang. Namun, investor harus tetap berhati-hati terhadap utang dengan peringkat di bawah rata-rata layak investasi dan risiko perubahan tingkat suku bunga. Ada banyak peluang untuk kredit berperingkat layak investasi (Investment Grade, IG), instrumen modal keuangan, dan sekuritas berbasis hipotek (mortgage-backed securities, MBS).

Alternatif – Cari ketangguhan di emas; dapatkan eksposur ke private asset untuk meningkatkan diversifikasi peluang investasi.

Karena pergeseran menuju tatanan dunia multipolar terus berlanjut, paparan terhadap aset-aset alternatif akan meningkatkan imbal hasil portofolio yang disesuaikan dengan risiko. Emas terus menawarkan imbal hasil risiko yang menguntungkan mengingat faktor menguntungkan jangka panjang menyeluruh dari pembelian oleh bank sentral yang terus berlanjut, lingkungan suku bunga yang lebih rendah, dan pelemahan dolar AS.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Laba Bersih Citi Indonesia Meroket 82% Jadi Rp2,5 Triliun di 2023
Next Post Komisi IV DPR Pantau Stok dan Harga Komoditas Pangan Jelang Idulfitri

Member Login

or