1
1

BI Buka Peluang Pangkas Suku Bunga Acuan Lagi, Kapan Realisasinya?

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam RDG BI. | Foto: Media Asuransi/Muh Fajrul Falah

Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) membuka peluang untuk kembali menurunkan suku bunga acuan atau BI-Rate pada tahun ini. Namun, keputusan tersebut akan dilakukan secara hati-hati dengan mempertimbangkan sejumlah indikator utama, seperti inflasi, stabilitas nilai tukar rupiah, kondisi likuiditas, serta dinamika perekonomian global.

“Ke depan, BI akan terus mencermati ruang penurunan BI-Rate guna mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan tetap mempertahankan inflasi sesuai dengan sasarannya dan stabilitas nilai tukar sesuai fundamentalnya,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo, dalam konferensi pers Hasil RDG BI, Rabu, 18 Juni 2025.

|Baca juga: BI Desak Perbankan Segera Turunkan Suku Bunga Kredit Demi Dorong Ekonomi RI

Sebelumnya, pada RDG yang berlangsung pada 17–18 Juni 2025, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50 persen, suku bunga deposit facility di 4,75 persen, dan lending facility di 6,25 persen.

Perry menjelaskan selama inflasi tetap terkendali di dalam sasaran 2,5 persen ± 1 persen maka peluang untuk melonggarkan suku bunga tetap terbuka. BI menargetkan inflasi pada 2025 dan 2026 berada dalam rentang tersebut.

“Selama inflasi terkendali di dalam rentang tersebut maka ruang pelonggaran suku bunga tetap tersedia,” tegas Perry.

|Baca juga: BI Pede Inflasi Terkendali di 2,5±1% hingga 2026

|Baca juga: Manjakan Nasabah yang Inginkan Stabilitas Keuangan Masa Depan, MSIG Life Luncurkan SMART

BI juga mencermati secara cermat dinamika eksternal yang sangat memengaruhi stabilitas nilai tukar. Perry menyebut faktor eksternal menjadi salah satu pertimbangan utama dalam menentukan waktu yang tepat untuk menyesuaikan suku bunga.

“Kami akan melihat waktu yang tepat sesuai kondisi global, karena faktor eksternal sangat menentukan, terutama terhadap nilai tukar rupiah,” katanya.

Lebih lanjut, Perry menegaskan, BI akan terus menyesuaikan strategi operasi moneter agar tetap pro-pasar dan mendukung kecukupan likuiditas dalam sistem keuangan. “Kami ingin mendorong pertumbuhan kredit dan ekspansi likuiditas agar ekonomi terus bergerak,” jelasnya.

|Baca juga: Obligasi Rp110 Miliar Milik Sumber Global Energy (SGER) Jatuh Tempo 1 Bulan Lagi

|Baca juga: Melesat 27,88%, Pembayaran Digital Tembus 3,93 Miliar Transaksi di Mei 2025

Sebagai informasi, sepanjang 2025, BI telah dua kali memangkas suku bunga. Pertama, pada Januari 2025, suku bunga diturunkan sebesar 25 basis poin dari enam persen menjadi 5,75 persen. Kemudian pada Mei 2025, kembali dipangkas 25 basis poin menjadi 5,50 persen.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Eratex Djaja (ERTX) Sebut Gugatan PKPU terhadap Perseroan Tak Berdasar Hukum
Next Post Indomobil Sukses Internasional (IMAS) Bayar Dividen Tunai sebesar Rp15,98 Miliar

Member Login

or