Media Asuransi, JAKARTA – Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA Hendra Lembong menyebut potensi tekanan dari kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) terhadap industri manufaktur belum memberikan dampak besar terhadap penyaluran kredit perbankan, khususnya di sektor tersebut.
“Untuk mengenai tarif resiprokal proyeksi dari Amerika, sejauh ini sih dampaknya ke kredit manufaktur kita lihat minimal ya,” ujar Hendra, dalam konferensi pers secara virtual, Rabu, 30 Juli 2025.
|Baca juga: KB Bank (BBKP) Resmi Terima Suntikan Modal Rp3 Triliun dari Induk, Siap Tancap Gas?
|Baca juga: OJK Yakin Kesepakatan Dagang Indonesia-AS Tingkatkan Daya Saing Industri RI
Meski demikian, Hendra menilai, Agustus 2025 menjadi periode yang sangat krusial dalam menentukan arah kebijakan selanjutnya. Ia menegaskan mayoritas negosiasi tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat akan diselesaikan dalam waktu dekat.
“Kita lihat, kita tunggu. Agustus ini sangat kritikal. Kebanyakan negosiasi final akan diumumkan di Agustus, mungkin kecuali China ya. Mungkin akan diundurin. Nanti kita lihat lagi,” imbuhnya.
Berdasarkan catatan pemerintah tarif impor produk Indonesia ke pasar AS telah berhasil ditekan menjadi 19 persen dari sebelumnya 32 persen. Capaian ini diraih usai proses negosiasi intensif yang melibatkan komunikasi langsung Presiden RI Prabowo Subianto dengan Presiden AS Donald Trump.
|Baca juga: Sesmenko Susiwijono Sebut Tidak Ada Pengiriman Data Pribadi WNI ke AS
|Baca juga: UMKM Dinilai Wajib Jadi Supply Chain dari Perusahaan Besar, Kadin Beberkan Alasannya!
Indonesia juga menjadi negara pertama yang berhasil mencapai kesepakatan tersebut usai diumumkannya kebijakan baru oleh AS pada awal Juli 2025 lalu.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News