1

Bos BI Buka-bukaan Penyebab Suku Bunga Perbankan Susah Turun, Ternyata Ada Special Rate untuk Nasabah Tajir!

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. | Foto: Bank Indonesia

Media Asuransi, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo membeberkan alasan mengapa penurunan suku bunga perbankan masih berjalan lambat meski BI Rate sudah diturunkan beberapa kali. Hal itu ternyata lantaran adanya special rate pada deposan besar.

Dirinya menjelaskan Bank Indonesia telah memangkas suku bunga acuan atau BI Rate dari awal 2025 hingga September sebesar 125 basis poin (bps) di mana suku bunga deposito satu bulan hanya turun sebesar 16 bps dari 4,81 persen pada awal 2025 menjadi 4,65 persen pada Agustus 2025.

|Baca juga: Kredit Perbankan Masih Lesu, BI Siapkan Strategi Dongkrak Pertumbuhan Capai 11% di 2025

|Baca juga: BI Beberkan 5 Jurus Jaga Stabilitas Rupiah dan Pertumbuhan Ekonomi RI

“Hal ini terutama dipengaruhi oleh pemberian special rate kepada deposan besar yang mencapai 25 persen dari total DPK bank, sebesar Rp2.380,4 triliun atau 25,4 persen,” ujar Perry, dalam konferensi pers Hasil RDG, di Jakarta, Rabu, 17 September 2025.

Hal tersebut, tambahnya, yang menyebabkan suku bunga deposito satu bulan hanya turun sebesar 16 point selama 2025. Pada akhirnya, masih kata Perry, kondisi itu yang menjadi penyebab penurunan suku bunga perbankan berjalan lambat.

“Faktor yang selanjutnya tentu saja adalah masalah dari sisi suku bunga deposito dan kredit, juga dari sisi permintaan kredit,” kata Perry.

Adapun penyebab penyaluran kredit belum tumbuh kuat, Perry menjelaskan, di antaranya disebabkan dari sisi permintaan kredit yang masih terdapat undisposed loan atau pinjaman yang belum cair sebesar Rp2.372,1 triliun atau 22,7 persen dari platform yang tersedia.

“Jadi kredit yang sudah diberikan bank itu pun memang juga belum semuanya digunakan oleh perbankan,” kata Perry.

|Baca juga: Pemenuhan Ekuitas Minimum Perusahaan Asuransi pada 2026 Diminta Direlaksasi, Begini Respons OJK

|Baca juga: Tok! BI Rate Turun 25 Bps Jadi 4,75% per September 2025

Di sisi lain, penurunan suku bunga kredit perbankan juga berjalan lambat yaitu hanya sebanyak tujuh basis poin (bps) dari 9,20 persen pada awal 2025 menjadi sebesar 9,13 persen pada Agustus 2025.

Bank Indonesia memandang suku bunga deposito dan kredit perbankan perlu segera turun sehingga dapat meningkatkan penyaluran kredit/pembiayaan sebagai bagian upaya bersama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sejalan dengan Program Asta Cita Pemerintah.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Ramai Rumor QRIS Palsu, BI Beberkan Modus Pedagang dan Konsumen Nakal!
Next Post Manajemen BTN (BBTN) Angkat Bicara soal Gejolak Saham, Investor Perlu Tahu!

Member Login

or