1
1

BTN (BBTN) Genjot Budaya Melek Digital dan Perkuat Arsitektur Risiko Siber

Gedung BTN. | Foto: BTN

Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) atau BTN terus memperkuat transformasi digital dengan meningkatkan manajemen risiko siber yang menyeluruh dan berkelanjutan.

Direktur Risk Management BTN Setiyo Wibowo mengatakan pentingnya membangun kerangka manajemen risiko digital yang tidak hanya berfokus pada teknologi, tetapi juga pada aspek tata kelola dan manusia. Sejak 2019, tambahnya, BTN melakukan berbagai transformasi dan mengembangkan layanan beyond mortgage.

|Baca juga: Kenali 4 Modus Penipuan Berkedok Investasi Ini agar Tak Jadi Korban

|Baca juga: 5 Langkah yang Perlu Dilakukan Sebelum Perencanaan Dana Pendidikan

“Kami tidak hanya menawarkan layanan perbankan secara end-to-end, tetapi juga menyediakan pengalaman digital yang menyeluruh bagi nasabah. Di samping itu, penguatan manajemen risiko juga kami lakukan,” ujar Setiyo, dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa, 1 Juli 2025.

Transformasi digital yang dilakukan BTN, lanjut Setiyo, telah membawa perubahan besar dalam perilaku nasabah perseroan. Hal ini juga menuntut BTN untuk meningkatkan ketahanan terhadap risiko digital, termasuk ancaman siber, risiko pihak ketiga, dan potensi penyalahgunaan kecerdasan buatan (AI).

Berdasarkan laporan Gartner dan Deloitte, lebih dari 60 persen bank global mengalami insiden siber dalam 12 bulan terakhir, dan 75 persen pelanggaran melibatkan pihak ketiga atau penyedia layanan cloud.

“Digital risk bukan hanya isu teknologi informasi, tapi risiko perusahaan secara keseluruhan,” kata Setiyo.

Adapun BTN mengembangkan kerangka kerja manajemen risiko digital yang mencakup penguatan pada empat aspek utama yakni kebijakan dan proses, data dan teknologi, organisasi dan tata kelola, serta peningkatan kapabilitas SDM.

BTN juga menerapkan berbagai teknologi untuk mendeteksi dan mencegah risiko siber, seperti fraud detection system, digital verification, cyber threat intelligence, hingga SIEM untuk memantau trafik jaringan secara real-time.

|Baca juga: Mengenal dan Menerapkan Good Money Habit agar Kondisi Keuangan Menjadi Stabil

|Baca juga: Mengenal Apa Itu Sophomore Slump dan Cara Menghindarinya

Selain itu, BTN mendorong peningkatan literasi digital bagi karyawan dan nasabah sebagai bagian dari strategi mitigasi risiko. Edukasi dilakukan melalui sesi bersama pakar, pelatihan daring (e-learning), hingga pengujian dengan simulasi tautan phising.

BTN juga mulai mengadopsi AI untuk efisiensi operasional, seperti di Loan Factory yang mampu mengurangi hingga 80 persen kebutuhan tenaga kerja operasional tanpa mengorbankan akurasi dan nilai tambah.

“AI membantu kami meningkatkan efisiensi, namun kami tetap menjaga peran manusia dalam pengambilan keputusan yang bernilai,” pungkas Setiyo.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post OJK Luncurkan Database Agen Asuransi Indonesia dan Database Polis Asuransi Indonesia
Next Post Manjakan Nasabah, Bank DBS Indonesia Hadirkan Guided Conversation

Member Login

or