1
1

DBS: Likuiditas Perbankan di Indonesia Memang Ketat

Gedung Bank DBS Indonesia. | Foto: Bank DBS Indonesia

Media Asuransi, JAKARTA – Senior Investment Strategist DBS Joanne GOH membenarkan likuiditas di industri perbankan Indonesia sedang mengalami pengetatan sekarang ini. Kondisi itu mau tidak mau membuat sektor perbankan lebih hati-hati atau selektif dalam menyalurkan kredit.

“Jadi untuk likuiditas di Indonesia, ya, saat ini memang ketat. Jadi, untuk bank-bank, kami bersikap selektif terhadap yang masih memiliki likuiditas untuk menyalurkan pinjaman. Saya rasa itu sangat penting,” katanya, menjawab pertanyaan Media Asuransi, dalam DBS Chief Investment Officer (CIO) Insights 2H25 yang bertajuk ‘The Global Pivot‘, dikutip Senin, 7 Juli 2025.

|Baca juga: OJK Tunda Co-Payment, Pengamat: Saat yang Tepat Edukasi Masyarakat tentang Risiko

Kendati demikian, ia menilai, ada faktor lain yang bisa mendorong likuiditas perbankan lebih baik. Misalnya, dibandingkan dengan menyalurkan kredit, industri perbankan justru menyimpan surat berharga Bank Indonesia (BI).

“Itu sebabnya mereka tidak banyak menyalurkan kredit,” ucapnya.

Di sisi lain, dirinya menambahkan, beberapa program dari pemerintah seperti mendorong penyaluran kredit dan lain sebagainya akan bisa mendorong lebih banyak pinjaman baik kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) maupun kredit konsumen.

|Baca juga: BI Catat Cadangan Devisa RI Naik Tipis Jadi US$152,6 Miliar per Juni 2025

|Baca juga: Prediksi IHSG dan 4 Saham Berpeluang Cuan Hari Ini

“Jadi, dalam hal perbankan dan likuiditas, kami hanya mempertimbangkan bahwa beberapa bank yang memiliki, yang bisa, yang cukup likuid —ya, merekalah yang kami lebih sukai,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Emas Melemah Usai Ancaman Tarif Trump ke BRICS
Next Post The Fed Hampir Mustahil Turunkan Bunga di Juli

Member Login

or