Media Asuransi, JAKARTA – Dewan Ekonomi Nasional (DEN) menilai langkah pemerintah menempatkan dana Rp200 triliun di Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) merupakan strategi penting untuk menjaga stabilitas likuiditas dan menopang pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Anggota DEN Septian Hario Seto mengatakan kebijakan tersebut menjadi bagian dari strategi ganda pemerintah untuk menjaga momentum pertumbuhan di tengah tekanan suku bunga tinggi dan pelemahan sektor riil.
|Baca juga: DEN Tegaskan Pembangunan Family Office Tidak Membutuhkan APBN
|Baca juga: DEN Bilang Banyak Pabrik di Jawa Tengah Sepi Pekerja Meski Ribuan Lowongan Tersedia
Seto menegaskan penempatan dana jumbo ini bukan semata-mata untuk menurunkan suku bunga kredit secara langsung, tetapi memastikan sistem keuangan tetap cair dan siap menyalurkan kredit.
“Dalam kondisi yang tidak pasti seperti ini, yang penting adalah melakukan perbaikan kecil setiap hari. Apa yang bisa cepat dilakukan, itu yang kita dorong,” ujar Seto, dalam OCBC Business Forum 2025, di Jakarta, Jumat, 24 Oktober 2025.
Ia menjelaskan terdapat dua poros utama dalam strategi yang digagas Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Pertama, menjaga ketersediaan likuiditas melalui penempatan dana Rp200 triliun di Himbara. Kedua, mempercepat belanja pemerintah guna memperkuat permintaan domestik dan mendorong aktivitas sektor riil.
|Baca juga: SMI Gandeng Bank Mandiri Kucurkan Kredit Sindikasi Rp4 Triliun untuk Hutama Karya
|Baca juga: OCBC Business Forum 2025 Kembali Digelar, Bahas Volatilitas Ekonomi Global hingga Peluang Kolaborasi!
Menurut Seto efek awal dari kebijakan likuiditas sudah mulai terlihat dari penurunan biaya dana (CoF) di perbankan. Hal ini diyakini akan menjadi fondasi bagi efisiensi pinjaman antarbank dan peningkatan penyaluran kredit ke sektor produktif.
“Kalau biaya dana turun, penyaluran kredit akan lebih baik. Lalu antarbank juga akan lebih lancar. Nanti ada second round effect yang turut mendorong bank-bank swasta,” jelasnya.
Lebih lanjut, dirinya menilai, dampak kebijakan tersebut akan berjalan secara bertahap. Ia optimistis arah kebijakan moneter yang lebih longgar dari Bank Indonesia akan mempercepat penurunan biaya dana dan pada akhirnya menekan suku bunga kredit.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
