1
1

Kredit BNI (BBNI) Tumbuh 7,1% Jadi Rp778,7 Triliun di Semester I/2025

Gedung BNI. | Foto: BNI

Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI mencatat penyaluran kredit sebesar Rp778,7 triliun hingga akhir Juni 2025. Angka ini naik 7,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, mencerminkan berjalannya strategi diversifikasi portofolio.

Peningkatan kredit ini melibatkan beberapa segmen utama seperti korporasi, konsumer, komersial, hingga UMKM. Untuk segmen korporasi, penyaluran kredit naik 10,4 persen menjadi Rp435,8 triliun, didukung pembiayaan ke sektor swasta, BUMN, dan institusi pemerintah.

|Baca juga: Menteri Baru Kabinet Merah Putih Komitmen Jalankan Perintah Prabowo

|Baca juga: Bos Bank Mega Syariah Sapa Langsung Nasabah di Hari Pelanggan Nasional 2025

Sementara kredit konsumer mencatat pertumbuhan 10,7 persen menjadi Rp147 triliun. Lonjakan ini ditopang oleh personal loan yang tumbuh 11,7 persen dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang naik 9,9 persen.

“Dengan fundamental yang kuat dan fokus pada sektor produktif, kami optimistis dapat memperluas kapasitas ekspansi kredit di semester kedua 2025, sekaligus menjaga kualitas aset dan profitabilitas yang berkelanjutan,” ujar Direktur Finance & Strategy BNI Hussein Paolo Kartadjoemena, dalam keterangan resmi yang dikutip Senin, 15 September 2025.

|Baca juga: Investor Ini Lepas Semua Kepemilikan Saham, Manajemen Bank KB Indonesia Buka Suara!

|Baca juga: Reshuffle Kabinet, Prabowo Lantik 4 Menteri dan 1 Wakil Menteri Kabinet Merah Putih

Selanjutnya, segmen UMKM juga menunjukkan tren positif. Penyaluran kredit selain Kredit Usaha Rakyat (KUR) meningkat 9,2 persen menjadi Rp44,4 triliun, sejalan dengan penerapan sistem credit scoring yang disebut BNI berhasil memperbaiki kualitas aset.

Kredit komersial juga mencatat pertumbuhan 5,5 persen, sementara perusahaan anak BNI mencatat lonjakan kredit 27,1 persen menjadi Rp17,2 triliun. Kualitas aset BNI terus membaik, rasio kredit bermasalah (NPL) turun menjadi 1,9 persen, sedangkan Loan at Risk (LAR) membaik ke 11,0 persen. Biaya kredit (Cost of Credit/CoC) juga ditekan di level satu persen.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Tok! Pemerintah dan Banggar DPR Setujui Target Penerimaan Negara Tembus Rp3.153,6 Triliun di 2026
Next Post DPK BNI (BBNI) Melesat 16,5% Jadi Rp900 Triliun di Semester I/2025, CASA Jadi Penopang!

Member Login

or