Media Asuransi, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit perbankan nasional per Desember 2023 sebesar 10,38 persen year on year (yoy). Nilai kredit yang disalurkan pada Desember 2023 meningkat Rp666,68 triliun menjadi Rp7.090 triliun.
“Pertumbuhan tersebut utamanya didorong kredit investasi yang tumbuh sebesar 12,26 persen yoy dan kredit modal kerja yang tumbuh sebesar 10,05 persen yoy,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, dalam jumpa pers Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2024 di Jakarta, Selasa, 20 Februari 2024.
Sementara ditinjau dari kepemilikan bank, bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit, yaitu tumbuh sebesar 12,02 persen yoy. Porsi kredit bank BUMN sebesar 45,64 persen dari total kredit perbankan.
|Baca juga: Kredit Hijau Jadi Pendorong Pertumbuhan Kredit Perbankan 2024
Di sisi lain, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan pada Desember 2023 tercatat sebesar 3,73 persen yoy menjadi Rp8.458 triliun. Giro menjadi kontributor pertumbuhan terbesar yaitu 4,57 persen yoy.
“Di tengah potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi global, industri perbankan Indonesia per Desember 2023 tetap resilien dan berdaya saing, didukung oleh tingkat profitabilitas ROA sebesar 2,74 persen dan NIM sebesar 4,81 persen. Permodalan (CAR) perbankan relatif tinggi sebesar 27,65 persen, menjadi bantalan mitigasi risiko yang solid di tengah kondisi ketidakpastian global,” jelas Dian.
Likuiditas industri perbankan pada Desember 2023 meningkat dengan rasio-rasio likuditas jauh di atas level kebutuhan pengawasan. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) naik menjadi 120,07 persen di atas threshold sebesar 50 persen. Sedang Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) naik menjadi 28,73 persen, atau jauh di atas threshold 10 persen.
“Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,71 persen dan NPL gross sebesar 2,19 persen,” katanya.
Seiring pertumbuhan perekonomian nasional, jumlah kredit restrukturisasi Covid-19 melanjutkan tren penurunan menjadi sebesar Rp265,78 triliun, atau turun Rp19,53 triliun dibandingkan per November 2023 sebesar Rp285,32 triliun. Jumlah nasabah tercatat sebanyak 1,04 juta nasabah, turun jika dibandingkan dengan per November 2023 sebanyak 1,14 juta nasabah.
|Baca juga: Prospek Perbankan 2024: Kredit Perbankan Diprediksi Tumbuh Double Digit
Dian menjelaskan bahwa menurunnya jumlah kredit restrukturisasi dan NPL berdampak positif bagi penurunan rasio Loan at Risk (LaR) perbankan menjadi 10,94 persen per Desember 2023, dibandingkan LaR per November 2023 yang sebesar 11,61 persen.
Adapun jumlah kredit restrukturisasi Covid-19 yang bersifat targeted (segmen, sektor, industri dan daerah tertentu yang memerlukan periode restrukturisasi kredit/pembiayaan tambahan selama satu tahun sampai 31 Maret 2024) adalah 42,3 persen dari total porsi kredit restrukturisasi Covid-19.
Di sisi risiko pasar, penurunan yield pada bulan Desember berdampak pada penurunan unrealized loss perbankan. Posisi Devisa Neto (PDN) perbankan juga mengalami penurunan menjadi sebesar 1,44 persen, turun dibandingkan per November 2023 yang sebesar 1,58 persen. PDN perbankan ini masih jauh di bawah threshold 20 persen.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News