Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyampaikan pertumbuhan kredit perbankan pada Oktober 2024 mencapai 10,92 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Pada periode yang sama, pembiayaan syariah tumbuh sebesar 11,93 persen yoy.
“Dari sisi penawaran, kuatnya pertumbuhan kredit didukung oleh terjaganya minat penyaluran kredit, berlanjutnya realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan dan pertumbuhan DPK, serta positifnya dampak KLM Bank Indonesia,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam keterangan resmi yang dikutip Kamis, 21 November 2024.
|Baca juga: OJK Terbitkan LSPI Kuartal II/2024: Pertumbuhan Kredit Perbankan Cukup Baik
Hingga akhir Oktober 2024, Bank Indonesia telah menyalurkan insentif KLM sebesar Rp259 triliun kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp120,9 triliun, bank BUSN sebesar Rp110,9 triliun, BPD sebesar Rp24,7 triliun, dan KCBA sebesar Rp2,6 triliun. Insentif KLM tersebut disalurkan kepada sektor-sektor prioritas, yaitu Sektor Hilirisasi Minerba dan Pangan, Sektor Otomotif, Perdagangan dan Listrik, Gas dan Air (LGA), sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta UMKM.
|Baca juga: Kredit Perbankan Mencapai Rp7.579,25 triliun per September 2024
Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja usaha korporasi yang terjaga sejalan dengan prakiraan pertumbuhan ekonomi yang tetap baik. Secara sektoral, pertumbuhan kredit pada mayoritas sektor ekonomi terjaga kuat, terutama pada sektor Jasa Dunia Usaha, Perdagangan, dan Industri.
Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit modal kerja sebesar 9,25 persen yoy, kredit investasi tumbuh 13,63 persen yoy, dan kredit konsumsi naik 11,01 persen yoy pada Oktober 2024. Pembiayaan syariah tumbuh sebesar 11,93 persen yoy, sementara kredit UMKM tumbuh 4,76 persen yoy.
“Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit pada 2024 diprakirakan tetap berada pada kisaran 10 persen hingga 12 persen, dan akan meningkat pada 2025,” kata Perry Warjiyo.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News