Media Asuransi, JAKARTA – Head Digital Banking Maybank Indonesia Charles Budiman membeberkan strategi perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dan kompetitif di ranah perbankan digital. Upaya itu diharapkan berdampak positif terhadap laju bisnis di kemudian hari.
Di tengah kondisi di mana hampir seluruh bank memiliki aplikasi digital dan bermunculan bank-bank digital baru yang agresif, Charles menegaskan, Maybank Indonesia memiliki pendekatan yang jelas dan seimbang untuk memperkuat posisinya di pasar.
Menurut Charles, jumlah bank di Indonesia yang mencapai lebih dari 100 membuat peta persaingan semakin dinamis. Ia membagi industri perbankan nasional ke dalam tiga kelompok. “Mungkin begini, dari 106 bank di Indonesia ya, itu sebetulnya kita bisa kategorikan. Ada tiga kategori bank jika saya grupkan,” ujarnya, di Jakarta, Kamis, 4 Desember 2025.
Kategori pertama, kata Charles, adalah bank-bank besar yang sudah lama beroperasi di Indonesia, terus mengembangkan kemampuan digital, dan memiliki jaringan cabang yang luas. “Kita ngomong misalkan contoh, yang paling gampang top 15 bank di Indonesia, mulai dari yang paling besar gitu ya, termasuk juga Maybank, ini sudah lama di Indonesia,” katanya.
|Baca juga: BEI Perdalam Kasus Dugaan Hilangnya Dana Nasabah Rp71 Miliar di Mirae Asset Sekuritas
|Baca juga: Ditopang Sinergi Fiskal dan Moneter, Mirae Asset Sekuritas Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 5,3% di 2026
Kategori kedua adalah bank-bank yang sebelumnya berukuran kecil, kemudian diakuisisi oleh konglomerat atau perusahaan asing, dan diubah menjadi bank digital. Menurutnya, bank-bank ini cenderung memiliki cabang fisik yang sangat terbatas dan menjadikan kanal digital sebagai saluran utama.
Sementara kategori ketiga merupakan bank yang memiliki investasi digital relatif minim. Charles menilai masing-masing kelompok menghadapi tantangan yang berbeda. Bank digital dalam kategori kedua, misalnya, memang dapat bergerak lebih cepat, tetapi menghadapi kesulitan dalam membangun basis nasabah sejak awal.
“Tantangannya adalah baseline customer, terutama waktu di awal-awal yang tidak besar. Yang artinya tantangan mereka adalah untuk mendapatkan dulu nasabah sebanyak mungkin sehingga bisa menjadi nasabah mereka dan melakukan bertransaksi,” tutur Charles.
Berbeda dengan itu, Maybank Indonesia sebagai bagian dari kelompok bank besar justru memiliki fondasi yang kuat. “Bank seperti kita, keuntungannya adalah kita sudah punya cabang fisik yang besar, punya tim sales juga di mana existing nasabah kita sendiri, baseline-nya relatifnya sudah ada dan itu tinggal kita edukasi menggunakan digital,” pungkas Charles.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
