Media Asuransi, JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) atau BTN memastikan operasional layanan perbankan tetap berjalan di wilayah terdampak banjir dan tanah longsor di Sumatera selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Langkah ini dilakukan untuk menjaga akses layanan keuangan masyarakat di tengah meningkatnya mobilitas dan aktivitas ekonomi saat libur panjang.
Head of Sales & Distribution Division BTN Wiji Astuti mengatakan, seluruh cabang konvensional BTN di wilayah terdampak bencana telah kembali beroperasi dan melayani nasabah. “Kalau cabang konvensional sebenarnya semuanya sudah beroperasi ya pelayanannya,” ujar Wiji dalam Media Briefing di Jakarta Selatan, Senin, 22 Desember 2025.
|Baca juga:Kemenkeu: Ekonomi RI Tahan Banting di Tengah Guncangan Global
Meski demikian, BTN mencatat masih terdapat satu cabang syariah yang belum beroperasi secara optimal. Cabang tersebut berada di Takengon, Aceh, dengan kendala utama pada pasokan listrik. “Hanya satu cabang saja yang di Takengon yang memang sekarang listriknya belum stabil, info terkini baru 80 persen pelayanannya,” kata Wiji.
Untuk memastikan akses layanan tetap tersedia, BTN mengandalkan operasional mesin anjungan tunai mandiri (ATM) selama periode Nataru. Akses uang tunai dinilai tetap krusial, khususnya di wilayah terdampak bencana yang mengalami keterbatasan aktivitas ekonomi dan infrastruktur. “Kalaupun cabangnya terbatas, ATM kami pastikan tetap online. Minimal ada ATM yang bisa digunakan,” ujar Wiji.
Selain layanan fisik, BTN juga memastikan seluruh kanal digital tetap berfungsi selama libur akhir tahun. Layanan digital diposisikan sebagai alternatif utama transaksi perbankan di tengah keterbatasan operasional kantor cabang.
|Baca juga: BTN Siapkan Strategi Cashless Hadapi Libur Panjang Awal 2026
Corporate Secretary BTN Ramon Armando menyampaikan bahwa kesiapan layanan BTN mencakup jaringan kantor, ketersediaan uang tunai, hingga layanan digital. “Kami berupaya memastikan kesiapan uang tunai, jaringan kantor, dan bale by BTN dapat memenuhi kebutuhan nasabah di tengah meningkatnya mobilitas dan aktivitas ekonomi selama libur Natal dan Tahun Baru,” ujar Ramon.
Di luar aspek operasional, BTN turut memberikan perlindungan tambahan kepada nasabah terdampak bencana melalui kebijakan relaksasi kredit. Fasilitas ini diberikan kepada nasabah kredit konsumer di wilayah Sumatera yang terdampak banjir dan tanah longsor melalui skema restrukturisasi sesuai tingkat dampak yang dialami.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, kebijakan relaksasi kredit bertujuan memberi ruang pemulihan bagi masyarakat pascabencana. “Dalam situasi seperti ini, yang terpenting adalah memastikan masyarakat memiliki ruang untuk pulih tanpa terbebani tekanan finansial yang berlebihan,” ujarnya.
|Baca juga: Ekonomi Digital Diproyeksikan Capai US$360 M, OJK Bentuk Direktorat Pengawasan Bank Digital
BTN mencatat sebanyak 22.879 nasabah kredit konsumer terdampak bencana dengan total baki debet mencapai Rp1,93 triliun. Nasabah tersebut tersebar di sejumlah wilayah, antara lain Banda Aceh, Medan, Padang, dan Pematang Siantar.
Relaksasi kredit diberikan berdasarkan tingkat keparahan dampak yang dialami nasabah. Skema yang diterapkan meliputi masa tenggang pembayaran hingga enam bulan untuk kategori ringan, sembilan bulan untuk kategori sedang, dan 12 bulan untuk kategori berat.
“Kami melakukan klasifikasi dampak secara menyeluruh agar kebijakan relaksasi benar-benar tepat sasaran. Setiap nasabah kredit konsumer mendapatkan perlakuan sesuai kondisi yang dialami, bukan disamaratakan,” kata Nixon.
BTN juga menyiapkan alokasi dana tunai guna menjaga kelancaran transaksi, terutama di wilayah dengan keterbatasan akses digital. Perseroan menilai kesiapan uang tunai tetap diperlukan di tengah proses transisi layanan perbankan menuju sistem cashless.
Editor : Wahyu Widiastuti
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
