1
1

NIM Tinggi Akan Tetap Dongkrak Profitabilitas Bank di Pasar ASEAN

Deretan gedung bank di sepanjang jalan Sudirman, Jakarta Pusat. | Foto: Arief Wahyudi

Media Asuransi, GLOBAL – Fitch Ratings dalam laporannya menunjukkan, bahwa marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) di sebagian besar pasar negara berkembang ASEAN akan didukung oleh suku bunga kebijakan yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama di tahun 2024, yang akan membantu perbankan untuk mempertahankan profitabilitas yang stabil.

Perbankan di Thailand akan terus mendapatkan keuntungan pada tahun 2024 dari kenaikan suku bunga baru-baru ini. Rasio simpanan giro dan tabungan (current account and saving account/CASA) yang tinggi, membantu bank-bank untuk meneruskan kenaikan suku bunga kepada para peminjam sambil menekan biaya pendanaan simpanan.

“NIM di Indonesia juga kemungkinan akan meningkat seiring dengan dimulainya kembali pembayaran kredit yang saat ini berada di bawah moratorium. Pelonggaran kebijakan di Vietnam telah mengurangi tekanan pada biaya pendanaan bank, dan kami memproyeksikan pemulihan kredit konsumen dengan imbal hasil yang lebih tinggi akan meningkatkan NIM pada tahun 2024,” ujar Fitch dalam laporannya yang dikutip dari keterangan resminya, Rabu, 22 November 2023.

|Baca juga: Bank Indonesia Menilai Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia Membaik 

FItch juga memperkirakan NIM Malaysia akan mencapai titik terendah pada akhir tahun 2023 dan tetap datar tahun depan. Kemudian NIM Filipina kemungkinan akan menurun, meskipun dari rekor tertingginya, ketika suku bunga kebijakan domestik kembali ke tingkat yang lebih rendah pada paruh kedua tahun 2024. Hal ini sebagian mencerminkan proporsi deposito CASA Filipina yang lebih tinggi.

NIM Bank ASEAN Mulai Pulih Pasca Pandemi

Fitch memperkirakan pertumbuhan PDB di pasar negara berkembang ASEAN akan meningkat pada tahun 2024, mendorong pemulihan pertumbuhan kredit yang moderat, terutama di Filipina, Thailand, dan Vietnam. Hal ini, ditambah dengan proyeksi NIM, mengindikasikan prospek pendapatan sektor perbankan yang tetap sehat. Cadangan kerugian penurunan nilai yang memadai tetap ada untuk menjaga risiko penurunan nilai yang dapat dikelola. “Proyeksi kami menunjukkan bahwa suku bunga AS akan tetap tinggi hingga setidaknya pertengahan tahun 2024,” ujar Fitch.

Setiap kenaikan suku bunga tambahan oleh The Fed AS akan memberikan dukungan pada NIM, tetapi pada saat yang sama meningkatkan risiko kualitas aset. Sebaliknya, jika suku bunga global turun lebih banyak atau lebih cepat dari yang diperkirakan, perbankan akan menghadapi tekanan marjin yang lebih besar, yang dapat mendorong pertumbuhan dan pengambilan risiko.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Sosialisasi Pasar Modal Syariah Kepada 1.000 Guru di Tasikmalaya
Next Post BRI Kembali Selenggarakan UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023

Member Login

or