1
1

OJK Catat Kredit Bank Dikuasai Sektor Tambang, Kue Bisnis di UMKM Masih Minim

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae. | Foto: OJK

Media Asuransi, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja intermediasi perbankan pada Mei 2025 berada dalam posisi stabil dengan profil risiko yang terjaga. Diharapkan kondisi ini bisa terus terjaga di masa mendatang dan imbasnya terhadap perekonomian Indonesia.

Anggota Dewan Komisioner sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan penyaluran kredit perbankan tumbuh 7,77 persen secara tahunan (yoy) menjadi sebesar Rp8.059,79 triliun.

|Baca juga: Riduan Resmi Jadi Dirut, Berikut Daftar Lengkap Direksi dan Komisaris Bank Mandiri (BMRI)

|Baca juga: Profil Riduan yang Kini Jadi Bos Bank Mandiri (BMRI), Pernah Berkarier di BPJS Kesehatan!

“Dapat disampaikan kinerja intermediasi perbankan dalam posisi stabil dengan profil risiko yang tetap terjaga. Pada Mei 2025, kredit tumbuh sebesar 7,77 persen yoy menjadi sekitar Rp8.059,79 triliun,” ujar Dian, dalam konferensi pers RDKB OJK, Senin, 4 Agustus 2025.

Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 12,53 persen, diikuti kredit konsumsi sebesar 8,49 persen, dan kredit modal kerja yang tumbuh 4,45 persen secara tahunan.

Menurut Dian pertumbuhan juga bervariasi berdasarkan kepemilikan bank. Bank umum swasta nasional domestik mencatatkan pertumbuhan kredit tertinggi sebesar 10,78 persen secara tahunan. Dari sisi kategori debitur, kredit korporasi tumbuh 10,78 persen, sementara kredit kepada UMKM hanya meningkat 2,18 persen.

“Di tengah upaya perbankan yang berfokus pada pemulihan kualitas kredit UMKM, jika dilihat berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit ke beberapa sektor tercatat tumbuh tinggi secara tahunan mencapai double digit,” ujarnya.

|Baca juga: 92 Kopdes Meluncur, OJK Tancap Gas Beberkan Strategi Jaga Kredit Tetap Aman

|Baca juga: Beberapa Pekan Menuju Maybank Marathon 2025: Jaga Ritme, Kuatkan Mental!

Secara sektoral, pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian yang naik 20,69 persen. Sektor jasa mencatat kenaikan 19,17 persen, sektor transportasi dan komunikasi naik 17,94 persen, sementara sektor listrik, gas, dan air tumbuh 11,23 persen.

Pertumbuhan kredit yang kuat di sektor-sektor tersebut, menurut Dian, mengindikasikan adanya dorongan permintaan pembiayaan di industri padat modal dan jasa, meski kredit UMKM masih tumbuh relatif rendah.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Asuransi dan Reasuransi BUMN Bakal Dimerger, Bos OJK Beri Pesan Penting Ini!
Next Post Hingga Juli 2025, Whoosh Layani 10,7 Penumpang

Member Login

or