Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI berupaya mendorong literasi dan inklusi keuangan syariah khususnya pada perempuan dan para ibu. Hal ini dilakukan agar mereka tidak masuk dalam risiko kejahatan siber seperti pinjaman online (pinjol) dan judi online (judol).
Direktur Compliance & Human Capital BSI Tribuana Tunggadewi mengatakan peran ibu sebagai pengatur keuangan dalam rumah tangga perlu mendapatkan pemahaman dan literasi pada produk-produk keuangan secara mendalam. Sehingga perlu peningkatan literasi khususnya tentang investasi.
Dewi menjelaskan di BSI terdapat produk wakaf dengan manfaat pahalanya diyakini dapat terus mengalir, bahkan hingga seseorang yang beramal tersebut telah meninggal sekalipun.
“Wakaf itu pahalanya akan terbawa terus. Jadi kebutuhan finansial, sosial, dan spiritual itu ada di bank syariah. Untuk dana darurat, ibu-ibu bisa pakai produk cicil emas atau beli emas secara langsung. Jadi kalau sedang darurat bisa digadai,” kata Dewi, dalam kegiatan Talkshow Edukasi Keuangan Bundaku, dikutip dari keterangan resminya, Senin, 1 Juli 2024.
|Baca juga: LPEI dan Asei Dukung UKM Indonesia via Penguatan Ekosistem Ekspor Nasional
Lebih lanjut, dia mengatakan, sejak pertama kali BSI berdiri pada 2021 di tengah pandemi covid-19, namun BSI sudah mulai memberikan program pemberdayaan untuk perempuan dan ibu dengan berkolaborasi bersama BSI Maslahat.
Pada saat terjadi covid-19, BSI memberikan Program Ibu Tangguh yang sasarannya adalah para ibu yang suaminya meninggal karena covid-19. Program ini memberikan bantuan modal dan kebutuhan sehari-hari ataupun sekolah. Ada 40 orang penerima manfaat di sekitar Jabodetabek.
Selain itu, BSI juga memiliki Program Pembiayaan Mawar Emas, yaitu pemberian modal untuk masyarakat di lingkungan masjid agar terbebas dari para rentenir atau tengkulak. Ada 828 perempuan yang menerima manfaat dari program ini di wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat.
BSI juga menghadirkan program Program Pembiayaan Bank Wakaf Mikro (BWM), yaitu pemberian modal untuk masyarakat di lingkungan pondok pesantren di seluruh Indonesia, dengan penerima manfaat sekitar 13 ribu perempuan.
“BSI punya komitmen untuk mengembangkan UMKM, untuk yang pemberdayaan usaha-usaha yang masih unbankable kita bekerja sama dengan BSI Maslahat, yang mengelola dana-dana zakat yang akan disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan,” tuturnya.
|Baca juga: Garda Terdepan Layanan Kesehatan, Allianz Indonesia Beri Literasi Keuangan untuk Para Bidan
Lebih lanjut, ia juga bercerita pada gelaran BSI International Expo 2024 yang baru saja diselenggarakan, ada pengusaha perempuan pemilik usaha Capli Sambal Ijo Aceh, yang mendapatkan pembeli dari luar negeri dari hasil business matching yang dilakukan selama acara berlangsung. Capli mendapatkan pesanan puluhan ton sambal dari para pembeli internasional.
“Jadi perbankan pada prinsipnya melakukan pendampingan, tidak hanya dia berusaha agar bisnisnya tumbuh tapi juga kita bantu untuk mencari buyernya,” ujarnya.
Dia menjelaskan, Program Bundaku merupakan program peningkatan literasi keuangan melalui pemberdayaan komunitas ibu dan perempuan sebagai Duta Literasi Keuangan. Tujuan dari program tersebut adalah meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang produk dan layanan jasa keuangan.
“Mendapatkan kisah sukses tokoh perempuan sebagai inspirasi kehidupan, mencetak Duta Literasi Keuangan dari kalangan ibu dan perempuan yang berbasis komunitas, meningkatkan kesejahteraan keluarga, dan menghindarkan masyarakat dari penipuan berkedok keuangan,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News