Media Asuransi, JAKARTA – Bank Mega Syariah mencatat total pembiayaan meningkat menjadi lebih dari Rp9,185 triliun per 31 Oktober 2025. Secara tahunan, pembiayaan perseroan tumbuh 25,8 persen secara tahunan (YoY), jauh melampaui laju pertumbuhan industri yang berada di kisaran 7,36 persen.
Kontributor terbesar terhadap peningkatan pembiayaan Bank Mega Syariah berasal dari segmen Syariah Card yang mencatat pertumbuhan tahunan mencapai 114 persen (YoY). Selain itu, multifinance menjadi pendorong utama dengan pertumbuhan 37 persen.
Pada lini multifinance, komposisi pembiayaan didominasi motor yang mencapai porsi sekitar 87 persen. Kemudian sebanyak 10 persen merupakan pembiayaan mobil dan sisanya untuk pembiayaan barang elektronik. Sedangkan pembiayaan konsumer naik 33 persen YoY.
Pertumbuhan portofolio konsumer terutama ditopang oleh peningkatan pembiayaan Flexi Home, yang memberikan kontribusi terbesar terhadap kenaikan outstanding dengan pertumbuhan sekitar 37,51 persen YoY.
Selain itu, pertumbuhan signifikan datang dari produk pembiayaan FLPP (Flexi Sejahtera) yang meningkat 57,63 persen YoY, serta pembiayaan multiguna (Flexi Multiguna) dan pembiayaan haji khusus (Flexi Mitra Mabur) yang masing-masing tumbuh 362,26 persen YoY dan 244,37 persen YoY.
Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah Hanie Dewita mengatakan kinerja ini merupakan hasil komitmen perseroan dalam memperluas akses pembiayaan yang sehat dan berkelanjutan di tengah tantangan ekonomi global dan domestik.
“Perseroan akan terus memperkuat fondasi bisnis, menjaga kualitas pembiayaan, serta menghadirkan solusi keuangan syariah yang inovatif dan inklusif agar semakin banyak masyarakat dan pelaku usaha yang merasakan manfaat pembiayaan syariah yang aman, mudah,” ujar Hanie, dikutip dari keterangan resminya, di Jakarta, Senin, 24 November 2025.
Pertumbuhan pembiayaan yang terus menunjukkan tren positif turut dibarengi dengan kinerja penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang semakin kuat. Hingga periode terbaru, DPK Bank Mega Syariah mencapai lebih dari Rp12,28 triliun atau tumbuh sekitar 16,9 persen.
Peningkatan ini didorong beragam inovasi produk serta optimalisasi layanan digital yang semakin memudahkan nasabah dalam bertransaksi dan menabung, sehingga memperkuat likuiditas bank. Sejak Januari hingga Oktober 2025, Bank Mega Syariah menunjukkan performa profitabilitas yang solid melalui tren positif pada Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE).
ROA bergerak naik di kisaran 1,0–1,4 persen (Januari-November), mencerminkan kemampuan bank dalam menjaga efisiensi pengelolaan aset meski kondisi industri perbankan masih menantang. Adapun ROE meningkat dari 5,81 persen pada Januari menjadi 7,10 persen pada Oktober 2025.
“Menandakan penguatan kinerja modal yang mampu memberikan imbal hasil lebih tinggi kepada pemegang saham,” tukasnya.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), pertumbuhan kredit perbankan secara nasional mencapai 7,36 persen secara tahunan, melambat dari 7,7 persen pada bulan sebelumnya. Kondisi ini dipengaruhi berbagai faktor, mulai dari sikap pelaku usaha yang cenderung menahan ekspansi, hingga suku bunga kredit yang masih relatif tinggi.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
