Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI memperkuat bisnis kustodian dalam rangka memperkuat islamic ecosystem syariah di pasar modal syariah. Hal ini tercermin dari BSI yang dipercaya mengelola sekitar Rp125 triliun Aset Under Custody (AUC) atau naik 34 persen dari tahun sebelumnya.
Berdasarkan data OJK, jumlah investor syariah pada 2024 naik 21 persen dari tahun sebelumnya. Capaian ini selaras dengan kinerja keuangan lembaga syariah yang solid sehingga meningkatkan kepercayaan investor untuk meningkatkan penempatan investasi syariahnya melalui bank syariah.
|Baca juga: Airlangga: Generasi Muda Punya Peran Strategis untuk Perkuat Daya Saing RI
Selain itu, peningkatan ini juga didorong dari preference masyarakat terhadap layanan syariah. Perubahan perilaku masyarakat yang semakin rasional menjadi universalist dan rationalist, yang memilih bank syariah berdasarkan keunggulan fungsional dan manfaat produk, telah meningkat dari 46,2 persen pada 2014 menjadi 59,1 persen pada 2024.
Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo mengatakan BSI terus memacu pengembangan inovasi layanan syariah yang komprehensif dan lengkap sehingga bisa diakses semua segmen nasabah. “Termasuk salah satunya bisnis kustodian ini yang menjadi satu bisnis chain untuk menumbuhkan halal ekosistem”, ujarnya, dikutip dari keterangannya, Rabu, 15 Oktober 2025.
Anggoro menambahkan saat ini investor syariah terus meningkat. Tentunya hal ini juga harus didorong dengan kesiapan BSI menyiapkan layanan kustodian syariah atas penempatan efek syariah yang dimiliki nasabah.
Saat ini BSI memiliki layanan kustodian syariah di antaranya layanan capital market berbasis syariah yakni safekeeping, fund services, wali amanat dan keagenan, serta ritelisasi produk sukuk dan reksa dana.
|Baca juga: OJK Setujui Pengangkatan 2 Direktur Baru BSI (BRIS), Siapa Mereka?
|Baca juga: Direktur Woori Finance Indonesia (BPFI) Mengundurkan Diri, Begini Respons Manajemen
Dirinya menegaskan BSI optimistis di tahun ini kelolaan dana AUC BSI tumbuh 34 persen dari berbagai segmen nasabah manajer investasi, asuransi, dana pensiun, lembaga negara, securities crowd funding, dan bank.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News