1
1

Ratu Maxima Ingatkan Pentingnya Pengelolaan Kredit yang Sehat 

United Nations Secretary-General's Special Advocate (UNSGSA) for Inclusive Finance for Development Queen Maxima atau Ratu Maxima bersama Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Anggito Abimanyu, Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti dan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen dan Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Frederica Widyasari Dewi berfoto Bersama dalam acara ‘National Financial Health Event’, di Jakarta, Kamis (27/11/25). | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Dalam sesi diskusi antara Ratu Belanda Maxima dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ratu Maxima menyoroti pentingnya pengelolaan kredit dan utang yang sehat sebagai bagian dari kesejahteraan finansial masyarakat.

Diskusi tersebut dipandu oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen (PEPK) OJK, Friderica Widyasari Dewi, yang berlangsung di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Kamis, 27 November 2025.

Ratu Maxima memandang bahwa kredit dapat menjadi instrumen penting dalam meningkatkan kesejahteraan finansial apabila digunakan dengan bijak. Ia menjelaskan bahwa kredit bahkan dapat menjadi penyangga ketika seseorang mengalami ketidakcukupan likuiditas, selama pemanfaatannya tetap produktif.

|Baca juga: Ratu Maxima Tegaskan Peran Vital Asuransi dalam Membangun Kesejahteraan Keuangan

Namun, Ratu Maxima mengingatkan adanya risiko besar ketika kredit tidak dikelola secara proporsional. Beban utang yang terlalu tinggi dapat menghambat seseorang memenuhi kebutuhan dasar maupun menyisihkan dana untuk menabung.

“Namun, hal yang sebaliknya juga berlaku. Jika memiliki terlalu banyak kredit, maka kita bisa terjebak dalam situasi di mana kita memiliki terlalu banyak kewajiban dan akhirnya bekerja hanya untuk membayar kredit tersebut. Jadi, kita harus berhati-hati dalam menentukan berapa batas maksimalnya,” ujar Ratu Maxima, di Jakarta, Kamis, 27 November 2025.

Meski tidak memberikan angka pasti terkait batas ideal porsi kredit, Ratu Maxima menyoroti temuan dari diskusinya dengan Direktur Utama BRI beberapa waktu sebelumnya.

|Baca juga: Ratu Maxima Peduli Kesehatan Finansial Masyarakat Indonesia

“Dia (Bank BRI) memiliki 140.000 karyawan. Dia (CEO BRI) mengatakan bahwa 70 persen karyawannya menghabiskan 50 persen penghasilan mereka untuk melunasi utang. Artinya, mereka hanya memiliki sedikit ruang untuk kebutuhan dasar dan menabung. Itu adalah hal yang perlu kita pikirkan,” terang Ratu Maxima.

Ia menegaskan bahwa setiap individu perlu membuat anggaran yang realistis serta memahami batas kemampuan finansial masing-masing agar tidak terjebak dalam beban utang berlebih.

“Saya pikir setiap orang harus membuat anggaran sesuai kebutuhan mereka, sehingga mereka tahu batas kemampuan mereka untuk mendapatkan kredit. Ini adalah masalah pribadi dan juga masalah negara,” tutup Ratu Maxima.

 

Editor: Irdiya Setiawan

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Ratu Maxima Tegaskan Peran Vital Asuransi dalam Membangun Kesejahteraan Keuangan
Next Post Ratu Maxima Adakan Pertemuan dengan Pejabat BI, Pejabat OJK, dan Menko Perekonomian

Member Login

or