Media Asuransi, JAKARTA – Persaingan antarbank dalam memperebutkan debitur korporasi kian memanas usai pemerintah mengucurkan tambahan likuiditas sebesar Rp200 triliun kepada bank-bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan bank swasta, terutama di tengah tren permintaan kredit yang masih lesu.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kredit korporasi tercatat tumbuh 9,9 persen secara tahunan (yoy) per Agustus 2025. Namun, rasio fasilitas kredit yang belum dimanfaatkan juga meningkat menjadi 22,71 persen pada periode yang sama, naik dari 22,35 persen di akhir 2024.
|Baca juga: 2 Jurus OJK untuk Tekan Outflow dan Tarik Kembali Investor Asing ke RI
|Baca juga: Dukung Arahan Airlangga, Bank Permata (BNLI) Siap Genjot Penyaluran KUR Perumahan!
Kenaikan ini terutama terjadi pada kredit modal kerja di sektor industri, pertambangan, jasa dunia usaha, dan perdagangan.
Menanggapi kondisi tersebut, Direktur Utama PT Bank Permata Tbk (BNLI) Meliza M Rusli menegaskan persaingan antarbank merupakan hal yang wajar. Menurutnya loyalitas nasabah menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas bisnis perbankan di tengah kondisi pasar yang ketat.
“Tentu kami rasa semuanya sama ya. Semua bank swasta, termasuk kami, memiliki nasabah yang loyal pada masing-masing banknya. Kami merasa saat ini masih berada di dalam proyeksi yang sesuai dengan kondisi industri,” ujar Meliza, di Jakarta, Jumat, 10 Oktober 2025.
|Baca juga: Dapat Kucuran Rp200 Triliun dari Pemerintah, OJK Pastikan Kredit Bank Himbara dan BSI Ngebut!
|Baca juga: Ada 1 UUS Asuransi Siap Spin-Off dan 1 Kembalikan Izin ke OJK
|Baca juga: Investasi yang Masuk ke RI Belum Sepenuhnya Berdampak terhadap Penciptaan Lapangan Kerja, Kenapa?
Untuk mempertahankan debitur yang sudah ada, Bank Permata berfokus pada strategi memperkuat hubungan dengan nasabah dan meningkatkan pemahaman terhadap sektor industri tempat mereka beroperasi. Meliza menjelaskan langkah ini menjadi bagian penting agar bank dapat memberikan solusi yang tepat sesuai kebutuhan korporasi.
Selain itu, Permata juga berupaya menambah nilai tambah dalam layanan yang diberikan, tidak hanya dari sisi produk perbankan, tetapi juga melalui peningkatan kompetensi karyawan dalam memberikan pelayanan.
|Baca juga: Bos OJK Sebut 109 Perusahaan Asuransi Sudah Penuhi Ketentuan Ekuitas Minimum
|Baca juga: Dana Rp70 Triliun Direncanakan Masuk BPD, OJK: Dorong Pembiayaan di Sektor Produktif!
Dengan strategi tersebut, Bank Permata optimistis mampu menjaga hubungan jangka panjang dengan para debitur di tengah ketatnya kompetisi penyaluran kredit korporasi. “Kami harus bisa memberikan nilai tambah di luar produk yang ada, terutama melalui pengetahuan dan kemampuan staf kami dalam melayani nasabah,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News