1
1

Rupiah Melemah, BNI (BBNI) Tingkatkan Kehati-hatian Salurkan Kredit Valas

Gedung BNI. | Foto: BNI

Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI siap menjaga kinerja positif perusahaan dengan meningkatkan kehati-hatian dalam penyaluran kredit berdenominasi valuta asing (valas). Hal itu dilakukan di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan perseroan telah dan akan terus menerapkan langkah-langkah mitigasi risiko secara ketat untuk meredam dampak negatif dinamika ekonomi global.

|Baca juga: Meningkat 17%, BCA Life Raih Laba Rp92,47 Miliar di 2024

|Baca juga: Trump Tunda Tarif Resiprokal ke Puluhan Negara Selama 90 Hari, Kecuali China

“BNI secara berkala terus menerapkan manajemen risiko yang ketat. Salah satunya dengan melakukan stress test terhadap kondisi makroekonomi termasuk pergerakan nilai tukar guna mengantisipasi agar tidak berdampak terhadap kualitas aset,” kata Okki, dikutip dari keterangan tertulisnya, Jumat, 11 April 2025.

Di tengah fluktuasi nilai tukar rupiah yang terjadi saat ini, BNI lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit valas di mana kredit yang diberikan lebih ditujukan kepada debitur yang memiliki natural hedge dalam bisnis model mereka.

Terkait kondisi likuiditas valas, Okki menegaskan, likuiditas dalam mata uang dolar AS masih berada pada level yang sangat memadai. “BNI menjaga kecukupan likuiditas di atas rasio yang ditetapkan oleh regulator,” ungkap dia.

|Baca juga: Hasil Investasi Asuransi Jiwa Diramal Terdampak IHSG yang Membara, Tergerus Signifikan?

|Baca juga: Diversifikasi dan Rebalancing Portofolio Berkala Wajib Jadi Pegangan Asuransi Jiwa Hadapi Tarif AS

Saat ini, rasio Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) valas BNI masing-masing tercatat sebesar 151,72 persen dan 135,13 persen, jauh di atas batas minimum yang ditetapkan regulator. Loan to Deposit Ratio (LDR) juga tetap berada dalam koridor yang ditetapkan oleh manajemen.

Selain itu, BNI memiliki posisi alat likuid dalam bentuk dolar AS yang mencukupi dan dijaga pada level lebih tinggi dari risk appetite internal bank. Dengan pengelolaan risiko yang disiplin serta posisi likuiditas yang kuat, BNI optimistis dapat menjaga stabilitas kinerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional di tengah kondisi pasar global yang penuh tantangan.

“Hal ini mencerminkan kesiapan BNI dalam menghadapi potensi tekanan likuiditas yang mungkin timbul akibat dinamika nilai tukar global,” pungkas Okki.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bank Mandiri (BMRI) Pacu Ekosistem Bisnis Lewat Kopra Supplier Financing
Next Post OCBC Syariah Bukukan Laba Bersih Rp82,2 Miliar di 2024

Member Login

or