Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank SMBC Indonesia Tbk atau SMBC Indonesia berkomitmen untuk mendorong ketahanan bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang berkelanjutan. Salah satu upaya yang dilakukan yakni melalui program Daya berkolaborasi dengan Sribu menghadirkan kampanye edukasi keuangan.
Adapun kampanye itu bertajuk ‘Tips Anti Bocor Cashflow ala Bisnismu‘ dengan tagline ‘Keuangan Rapi, Profit Tinggi‘. Inisiatif ini merupakan kelanjutan dari rangkaian upaya kolaboratif kedua belah pihak yang telah terjalin sejak Oktober 2024.
|Baca juga: Investasi yang Masuk ke RI Belum Sepenuhnya Berdampak terhadap Penciptaan Lapangan Kerja, Kenapa?
|Baca juga: OJK Catat Premi Asuransi Tumbuh 0,44% Jadi Rp219,52 Triliun hingga Agustus 2025
Communications and Daya Head SMBC Indonesia Andrie Darusman mengatakan kolaborasi dengan Sribu yang telah terjalin dalam setahun merupakan salah satu bentuk komitmen SMBC Indonesia dalam memberdayakan masyarakat secara berkelanjutan melalui peningkatan kapasitas pelaku usaha, khususnya UMKM.
“Kami memahami UMKM merupakan salah satu pilar penting bagi perekonomian Indonesia. Karena itu, melalui kolaborasi ini, kami berupaya memperkuat kapasitas UMKM melalui edukasi finansial dengan cara yang dekat dengan mereka, sekaligus memberdayakan komunitas kreatif,” kata Andrie, dikutip dari keterangan resminya, Senin, 13 Oktober 2025.
Pihaknya menambahkan salah satu strategi yang SMBC Indonesia implementasikan untuk mendorong UMKM ‘naik kelas’ adalah melalui inovasi pemberdayaan digital melalui platform daya.id, yang memungkinkan nasabah mengakses pelatihan dan materi kewirausahaan secara daring untuk mendukung pertumbuhan usaha mereka.
|Baca juga: Dapat Kucuran Rp200 Triliun dari Pemerintah, OJK Pastikan Kredit Bank Himbara dan BSI Ngebut!
|Baca juga: Ada 1 UUS Asuransi Siap Spin-Off dan 1 Kembalikan Izin ke OJK
CEO Sribu Ryan Gondokusumo menambahkan Sribu melihat pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mendorong literasi keuangan UMKM. Pihaknya percaya kolaborasi ini dapat memberikan dampak yang lebih bermakna bagi pelaku UMKM untuk bertahan dan bertumbuh di tengah kondisi ketidakpastian.
“Sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif di Indonesia,” tutup Andrie.
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), salah satu tantangan utama bagi pelaku UMKM di Indonesia adalah kemampuan dalam mengelola arus kas usahanya. Sebanyak 72 persen UMKM mengalami kendala keuangan, salah satunya akibat arus kas yang tidak tertata.
|Baca juga: Bank Wajib Siaga Hadapi Aturan Baru, OJK Bakal Klasifikasikan Rekening Nasabah Jadi 3 Jenis!
|Baca juga: Batal Bangun Kantor di SCBD, OJK Pilih Serahkan Lahan ke Pemerintah untuk Bank Jakarta
Sementara itu, laporan BPS menyebutkan kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai lebih dari 60 persen; menjadikan sektor ini salah tulang punggung ekonomi nasional yang perlu diperhatikan keberlanjutannya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News